Rasa iri Putri terhadap Rati berubah menjadi dendam. Ia menghubungi Yudha, ketua gengnya Adi. Ia tahu persis tentang geng mereka. Salah satunya, mereka berprinsip bahwa geng adalah nomor satu dan setiap ada yang mau pacaran, cewek itu harus melalui proses seleksi oleh mereka dulu. Bukan orang miskin, harus cantik dan modis, itu syarat dari mereka.
"Yud, tau gak sih? Rati anak IX E itu suka sama Adi loh... Dia tuh cuma anak pembokat. Sekolah aja pake beasiswa."
"Hah? Yang pinter tapi kumel itu? Hahaha. Bilangin, jangan ngarep lah bisa pacaran sama anak geng g40L. Anak g40L cuma boleh pacaran sama orang berkelas aja." Yudha memberikan peringatan keras.
"Mampus kamu Rat..." kata Putri dalam hati puas.
Sejak saat itu, Yudha sering menggiring gengnya pulang lewat gerbang timur untuk sengaja berpapasan dengan Rati. Dan saat berpapasan, Yudha selalu berteriak, "Ngaca' dong ngaca'!"
Awalnya Rati tidak begitu mengerti, ia hanya fokus mencuri pandang wajah Adi yang selama ini ia rindukan. Namun beberapa hari setelahnya, Putri membantu menjelaskan kepada Rati.
"Kayaknya maksudnya kamu deh Rat..."
"Aku?"
"Iya. Kayaknya mereka tahu kalau kamu suka sama Adi."
"Tau dari mana?" Tanya Rati kaget.
"Ya mungkin nebak-nebak dari pesan kamu di radio. Kan kamu sering banget ngirim pesen buat Adi."
"Tapi aku kan gak pernah nyebut nama."
"Tapi kan kamu nyebut daerah rumah kalian, Rat... Mungkin lama-lama ketebak sama mereka."
Sejak itu Rati berhenti mengirim pesan dan salam misterius kepada Adi melalui radio. Ia sadar, kalau selama ini ia tak tahu diri. Perbedaan ekonomi keluarga, gaya hidup, dan teman pergaulan sangat mustahil untuk menyatukan mereka. Rati berusaha keras untuk mundur dan melupakan kenangan lagu kesukaan Adi di radio. Meskipun sangat sulit, ia berusaha fokus untuk menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Sekolah.
Bersambung
#day27 #30DWC #30DWCjilid11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar