About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Jumat, 26 Juni 2015

Catatan untuk Wanita --> Peranmu, Surgamu

PERANMU, SURGAMU
Notulensi Kuliah Akademi Orangtua Parenting Nabawiyah
Waktu: Sabtu 20 Juni 2015
Pembicara: Ustz. Poppy Yuditya
Sumber: Grup Cerita Ibu dan Anak (Ceria 8) dengan sedikit editan tampilan dan ejaan kata

Peran muslimah
Berapa jumlah perempuan yang disebut di dalam Al Qur'an? Semua tercakup dari zaman Nabi Adam as sampai akhir zaman. Ternyata hanya 20 yang disebut secara dzahir. Dari 20 tersebut ternyata Allah hanya menyebut satu nama saja, yakni Maryam. 19 lainnya tak disebutkan. Mengapa? Karena akhlaknya paling sempurna dan bisa jadi hanya Maryam yang terbebas dari aib. Ini bukan berarti yang lain tidak mulia, namun Allah jaga aib mereka.

Perempuan dalam Al Qur'an
1⃣   Belum menikah: Maryam, Ratu Balqis, dua perempuan yang bertemu Nabi Musa, saudara perempuan Nabi Musa as. 
2⃣   Sudah menikah: Hawa, istri Nabi Nuh as, istri Nabi Luth as, Sarah, Hajar, Zulaikha, Asiyah, Istri Imron, istri Nabi Zakaria as, Hafsah, Aisyah, Zainab, istri Abu Lahab, Khaulah binti Tsa'labah.
3⃣   Ibu: Hawa, Sarah, ibunda musa, istri imron, istri Zakaria, Maryam.

Seringkali kita berpikir bahwa kita bisa mendapatkan surga karena mendidik anak. Bagaimana kalau kita belum punya anak? Hipotesis ini tidak selalu tepat. Lihat perbandingannya : dalam Al Qur'an yang terbanyak dibahas adalah peran istri, yakni sebanyak 54%. Muslimah sebagai pribadi 19% dan sebagai ibu 27%. Peran istri menempati porsi paling besar peran perempuan yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an.

Maka kita tersadar kembali akan makna hadits ini... “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad)

Kita berjuang keras untuk menjadi ibu terbaik bagi anak-anak... Namun, simak hadits ini.. " … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) 

Meski kita sering gondok dan kesal pada suami, tapi ingat bahwa ini semua untuk keridhoan Allah. Wanita surga tidak berpikir siapa yang salah. Ia hanya berkata seperti dalam hadits berikut, Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah)

Sangat jarang malaikat melaknat manusia, kecuali untuk urusan "kasur". Beware.. (hati-hati)
Seberat apapun, setiap peran yang ditetapkan Allah adalah untuk kebaikan kita. Tidak ringan, tetapi ada kebaikan jangka panjang yang Allah berikan.

Jika anak-anak melawan pada kita, tidak menurut dan sebagainya, jangan berpikir "anak ini harus diapakan".
1. Tanya dulu pada diri sendiri, apakah sudah melakukan atau belum. Misal kita bingung bagaimana agar anak mau menghapal Al Qur'an. Sebelumnya, apakah kita sudah menghapal juga?
2. Cek, bagaimana ketaatan kita pada suami.
3. Periksa, bagaimana shalatmu? Bagaimana do'amu? Kesuksesan mendidik anak bukan karena teori parenting, tips-tips mendidik anak, dan sebagainya. Tapi karena Allah ridho. So, yang harus menjadi concern kita adalah bagaimana membuat Allah ridho. Karena jika Allah ridho, Ia memberi segala yang kita inginkan.

Standar perempuan shalihah itu seperti perempuan-perempuan shalihah yang tersebut dalam Al Qur'an.

Kerangka taat dan menunaikan kewajiban / kebaikan pada suami adalah untuk mendapatkan ridho Allah. Apakah setelahnya suami semakin sayang dan cinta, itu hanyalah bonusnya.

Penuhi inventory kepala kita dengan profil dan kisah-kisah istri shalihah.

Kisah dua perempuan yang bertemu dengan Nabi Musa as adalah kisah tentang perempuan yang bekerja. Mereka bekerja karena menggantikan ayahnya yg sedang sakit. Hikmahnya: wanita harus punya alasan untuk bekerja. Dan jika bekerja, ia tidak ikhtilat (misalnya dinas luar dengan rekan lawan jenis).

Ratu Balqis : pemimpin Negeri Saba'.
➡ meninggalkan kesombongan dan mudah menerima kebenaran.

Ibunda Musa : rela berkorban untuk keselamatan anaknya (Nabi Musa as).

Kisah saudara perempuan Nabi Musa as : mengikuti peti Nabi Musa as yang dihanyutkan di sungai Nil.
➡ menggambarkan sosok perempuan yg pintar, mampu bernegosiasi dan amanah.

Hawa : berkhianat karena membujuk suaminya makan buah khuldi. Namun Hawa masuk surga karena ia bertaubat.
➡ hati2 dengan bisik-bisik kita pada suami, karena bisa sangat mempengaruhinya.

Istri Nuh : tidak percaya pada suaminya saat ia membuat perahu, menjelekkan suami di depan anak-anaknya. Beware.

Istri Luth : melanggar amanah suami. Beware.

Sarah : wanita yang sangat berharap punya anak.
➡ jika ada keinginan dalam diri kita untuk tidak memiliki anak (lagi), jangan-jangan ada yg bermasalah dengan fitrah kita.

Hajar : ibu menyusui, tidak tahu mau ke mana saat bersama Nabi Ibrahim as, ditinggal sendirian entah dimana, dan sebagainya, namun tidak banyak bertanya.
➡ jangan jadi ibu-ibu rempong.
➡ Nabi Ibrahim as hanya menjawab singkat saat Hajar bertanya. Sebagai manusia biasa, mungkin Ibrahim mau menjelaskan, tapi beliau sendiri tidak tahu apa jawabannya. Para suami seringkali semakin bingung dengan pertanyaan-pertanyaan kita.
Yang dilakukan Khadijah saat Nabi Muhammad saw bingung adalah menenangkannya, membawanya ke tempat tidur dan menyelimutinya. Bukan memborbardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
▶ Hajar berlari bolak-balik antara Shafa-Marwah, pada posisi yang masih bisa mengawasi bayi Ismail. Hikmahnya adalah jika ibu bekerja, pastikan pandangan mata tetap dapat terjaga pada anak-anak kita. Sepuluh tahun pertama adalah fase sangat penting dalam menumbuhkan tauhid anak.

Zulaikha : terpesona kerupawanan Nabi Yusuf dan menggodanya.
➡ jangan merasa aman dari fitnah selingkuh atau zina. Tetap jaga diri dan mohon perlindungan Allah.

Asiyah istri Fir'aun
➡ kita tidak menanggung dosa suami, namun suami bertanggung jawab atas kita. Maka permudahlah, permudahlah suami kita. Jika suami kita zhalim, kita tetap bisa masuk surga. Tapi mungkin saja suami terganjal masuk surga karena kita.

Istri Nabi Zakaria as : istri mandul yang dapat memiliki anak dengan seizin Allah SWT.

Aisyah : difitnah, lalu minta izin pada Nabi Muhammad saw untuk keluar ke rumah orang tuanya.
➡ saat mendapat fitnah, kita jangan terburu-buru mengklarifikasi karena bisa saja isunya menjadi bola panas. Tenangkan diri dulu.

Istri Abu Lahab : mengompori suami dlm kejahatan.
➡ dukunglah suami dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan.

Zainab : bercerai karena suami tidak mampu menaikkan dirinya, dan istri tidak menurunkan dirinya, padahal keduanya adalah orang yang sholeh.
➡ pernikahan yang tidak bisa dipaksakan karena sudah diusahakan untuk setara tetap sulit sekali.
➡ tinggikan suami di hadapan anak-anak, jangan pernah menjelekkan.

Istri Imron : banyak berdo'a selama mengandung agar dikaruniai anak yang sholeh dan menazarkannya untuk Allah SWT.

Menarik, rupanya dari semua perempuan yang disebut dalam Qur'an, tidak ada tentang wanita yang sangat menginginkan punya suami. Tidak ada keyakinan bahwa letak kebahagiaan adalah dengan memiliki suami. Simak kisah Maryam, Balqis, dan lain lain. Mereka tetap bahagia meski tidak berpendamping.

Jangan habiskan waktu berlebihan untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Memasak sampai 5 jam, menyetrika terlalu perfect, dan sebagainya. Karena kita juga punya kewajiban belajar dan berkarya (tilawah, baca kitab, baca buku, dan lain lain). Permudah pekerjaan, didik anak-anak untuk mandiri.

Tidak perlu iri sama suami. Berbuat saja yang Lillah, yg terbaik untuk Allah. Buatlah suami merasa tenteram (QS. Ar rum 21).
▶ note : cek lagi profil istri "setenang malam" dari kajian tafsir bersama ust. Herfi.

Kita tidak akan ditanya tentang berapa banyak uang kita untuk membantu suami, tapi ditanya tentang rumah suami kita. “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya".

Allaahu 'alam bi shawab.

Minggu, 21 Juni 2015

Aku Sedang Iri

Aku sedang iri
Dengan siapa?
Dengan ia yang terlihat dekat dengan Allah
Yang menjadikan setiap langkah hidupnya bernafaskan Al-qur'an
Hidupnya terlihat indah
Jalannya terlihat lancar
Meski aku tahu cobaannya begitu banyak dan berat

Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau
Itu yang membuat kita tidak pernah bersyukur dengan segala karunia-NYA
Padahal setiap dari ciptaan-NYA telah digariskan takdirnya
Semua memiliki kelebihan dan kekurangan
Semua pernah berhasil dan gagal
Semua pernah bahagia dan menderita

Namun kutahu takdir itu tidak mutlak
Karena Allah memerintahkan hamba-NYA untuk berusaha
Kutahu mereka yang berhasil meraih sesuatu,
Sebelumnya merasakan perjuangan yang berat
Menguras waktu, energi, materi, pikiran, bahkan perasaan

Cinta misalnya,
Tidak cuma-cuma Allah menganugerahkan pangeran atau putri impiannya
Sebelumnya ia tertatih-tatih untuk menjaga keistiqomahan
Dalam rangka untuk memantaskan diri
Hingga Allah percaya untuk mempersatukannya

Begitu juga dengan harta, tahta, dan kehormatan
Tidak instant ia dapatkan
Kecuali dengan cara yang bertentangan dengan ajaran-NYA

Semua orang pasti pernah berhasil dan gagal
Semua orang pasti pernah bahagia dan menderita
Namun orang yang paling beruntung adalah orang yang paling dekat dengan-NYA
Yang menjadikan-NYA satu-satunya tujuan
Yang menjadikan Al-qur'an sebagai pedoman
Bahkan selalu mengalir dalam saraf dan darahnya (hapalan dan amal)
Dan selalu istiqomah di jalan-NYA
Meski pahit dan perih
Karena kesuksesan sejati hanyalah Syurga Firdaus

Ramadhan oh ramadhan
Tarbiyahi aku, supaya aku semakin dekat dengan dia...
Dialah Al-qur'an
Untukku lebih mentauhidkan-NYA

Surat untuk Sahabat

Hai sahabat, apa kabarmu di sana?
Aku dan semesta tentunya berharap kamu selalu baik-baik saja
Semoga Allah selalu mencintaimu,
Hingga tak perlu aku khawatir dengan setiap keadaanmu

Sahabat, apakah kau ingat denganku?
Apakah kau berusaha menyapaku?
Jika iya, maafkan aku
Karena aku telah memblokir akses komunikasi kita

Bukannya aku ingin memutus tali silaturahmi
Tapi saat ini aku sedang minder
Aku lihat, semakin hari kau semakin berkembang
Kau sudah jauh melangkah mendahuluiku ke depan
Bahkan setiap hari kau berlari
Sedangkan aku, masih jalan di tempat
Di tempat ini, di mana kita memulai start bersama

Kini kau ada jauh di sana
Kini kita berbeda
Rasanya tidak pantas lagi aku untuk bersahabat denganmu

Sahabat, jika memang kau tidak mencariku
Tak apa
Mungkin itu lebih baik
Karena mungkin kau telah menemui sahabat baru yang selevel

Kini aku telah mengerti
Bahwa hidup begitu cepat berlalu
Semua datang dan pergi hanya untuk sementara
Yang abadi hanyalah DIA

Tak perlu aku merengek lagi
Untuk memintamu menjadikanku yang terbaik
Tak perlu aku kirim surat ini
Karena jika DIA berkehendak,
Hatimu akan tergerak untuk membacanya
Satu harapanku, semoga kau selalu dalam dekapan-NYA