About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Rabu, 31 Januari 2018

Menu MPASI Bayi Saat Naik Gunung

Menu MPASI Bayi Saat Naik Gunung

Bagi mommy yang biasa memberi bayinya MPASI non instan seperti saya, perlu sedikit lebih repot untuk menyiapkan dan membawa perlengkapan saat travelling atau naik gunung. Berbeda dengan travelling menginap di hotel, saat naik gunung tidak ada supermarket dan listrik sehingga semu bahan harus dibawa dari bawah dan alat MPASI yang dibawa adalah alat MPASI manual. Menu MPASI memiliki keragaman dalam mengolahnya. Maka saat naik gunung, perlu memilih menu yang cara mengolahnya tidak memerlukan banyak alat dan dapat diolah dengan waktu sesingkat mungkin.

Saat pertama kali saya membawa Baby Zahran camping, ia masih berusia 6 bulan. Ia baru saja memulai MPASI dan belajar makan. Dari referensi yang saya baca dan saya pahami, menu MPASI bayi 6 bulan adalah menu MPASI tunggal, seperti: bubur susu, pure buah-susu, pure sayur-susu, dan umbi-umbian plus susu. Saat naik gunung, saya memilih bubur susu dan pure buah-susu yang tidak perlu dikukus.

Menu MPASI yang saya pilih adalah:
  • Bubur beras merah + ASI
  • Bubur kacang hijau + ASI
  • Pure alpukat + ASI
  • Pisang + ASI
  • Jeruk

Pada dasarnya, alat pengolah MPASI dibagi menjadi 3, yaitu: steamer (pengukus), grinder / blender (pelumat), dan cooker (pemasak). Dengan menu-menu di atas, kita hanya memerlukan pelumat dan cooker saja. Alpukat dan pisang merupakan buah yang lembek, sehingga kita hanya memerlukan pisau dan sendok. Pisau dan sendok sudah masuk ke dalam list logistik wajib naik gunung, sehingga kita tidak perlu membawanya lagi. Sedangkan jeruk bisa diperas manual dengan tangan sehingga tidak memerlukan alat untuk menyajikannya. Jadi, alat MPASI yang kita butuhkan untuk menu di atas hanyalah cooker untuk membuat bubur. Sedangkan bubur bisa dimasak menggunakan panci / nesting. Nesting juga sudah ada di list logistik tim sehingga kita tidak perlu membawanya lagi.

Bahan-bahan yang perlu dibawa untuk menu MPASI di atas, antara lain:
  • Tepung beras merah pure
  • Tepung kacang hijau pure
  • Alpukat
  • Pisang
  • Buah 
Sedangkan ASI bisa diperas langsung menggunakan pompa ASI.

Bersambung

#day10 #30DWC #30DWCjilid11

List Perlengkapan Bayi Saat Naik Gunung

Ada sebagian orang tua yang memiliki hobi naik gunung dan membawa bayinya turut serta. Mengenalkan anak kepada alam memang memiliki manfaat yang positif, terutama untuk tumbuh kembangnya, baik fisik maupun kognitif. Namun membawa bayi naik gunung bukan hal yang mudah dan dapat disepelekan. Ada safety procedure yang harus diperhatikan. Beberapa kali, saya dan suami sempat membawa bayi kami naik gunung sejak ia berusia 6 bulan. Pada tulisan ini, saya akan sharing perlengkapan bayi yang saya bawa saat Baby Zahran (Anak pertama kami) berusia 6 bulan. Saat itu ia masih ASI eksklusif dan baru memulai belajar makan MPASI.

1. Pakaian Ganti
Pakaian ganti bayi yang dibawa sebaiknya yang membuatnya nyaman. Pilih yang bahannya adem untuk dipakai saat kondisi di lapangan panas. Siapkan juga pakaian rangkap atau pakaian tebal untuk dipakai saat kondisi di lapangan dingin. Pakaian yang dibawa sejumlah yang ia perlukan setiap harinya, ditambah 1 stel pakaian cadangan, kemudian dikalikan jumlah hari di lapangan, dan dilebihkan 1 hari lagi untuk menanggulangi galat di lapangan. Seringkali kondisi di lapangan tidak sesuai dengan rencana perjalanan yang kita buat. Misalnya: hujan, badai, kesasar, dan lain sebagainya yang menghambat kelancaran perjalanan. Meskipun repot untuk dibawa, namun kenyamanan dan keamanan bayi menjadi prioritas utama. List perlengkapan yang kami bawa untuk Baby Zahran saat itu adalah sebagai berikut:
- Kaos dalam dengan bahan nyaman
- Baju panjang
- Legging bayi untuk lapisan tambahan di kakinya
- Celana panjang
- Kaos kaki dan sarung tangan
- Topi penghangat, yang sekalian bisa menutupi telinga
- Topi bulat untuk dipakai saat cuaca panas
- Earmuff atau penutup telinga
- Jaket tebal
Dalam keadaan dingin, seluruh tubuh bayi, terutama organ-organ sensitifnya harus terlindungi. Yang paling penting tertutupi selain badan adalah telapak kaki, telapak tangan, leher, kepala, dan telinganya.

2. Popok Bayi
Popok yang dibawa juga sebaiknya sejumlah yang biasanya diperlukan setiap harinya, ditambah 1 untuk cadangan, kemudian dikalikan jumlah hari rencana perjalanan, dan ditambah lagi untuk keperluan 1 hari. Cadangan sangat diperlukan untuk menanggulangi ketika bayi pup lebih banyak dari biasanya. Jangan lupa membawa beberapa plastik kecil untuk menampung popok bekas.

3. Sleeping Bag
Sleeping bag digunakan untuk alas dan selimut saat tidur. Jika memiliki budget lebih, sebaiknya menggunakan sleeping bag bulu angsa karena jaminan kehangatannya. Sleeping bag alumunium terkadang juga diperlukan untuk bekal summit attack (pendakian menuju puncak) karena ringan dan ringkas. Biasanya summit attack melewati medan yang berat sehingga kita perlu meninggalkan carrier (tas gunung) dan tenda. Kita hanya membawa bekal yang sangat perlu saja di dalam daypack (tas kecil), seperti makanan dan minuman. Di dalam daypack perlu kita masukkan sleeping bag alumunium untuk kondisi emergency, misalnya saat kelelahan dan membutuhkan istirahat di jalur summit attack.

4. Tissue dan Tissue Basah
Tissue dan tissue basah sangat diperlukan untuk bebersih. Anggota tim dewasa pun membutuhkannya, sehingga bayi harus dibawakannya sendiri. Bayi membutuhkannya untuk mandi, bebersih, dan mengganti popok.

5. Mainan Bayi
Bawalah mainan bayi yang kecil dan paling disukai untuk menghiburnya saat ia merasa bosan, terutama saat sedang perjalanan.

6. Perlengkapan MPASI
Untuk mommy yang biasa memberi bayi MPASI non instan seperti saya, maka perlu membawa perlengkapan MPASI untuk membuatnya. Perlengkapan MPASI yang dibawa saat naik gunung hampir sama seperti perlengkapan MPASI travelling, namun dibuat seminimum mungkin. Pilih menu yang bahan-bahannya bisa diolah dengan cara yang simple dan singkat, seperti bubur susu dan pure buah yang tanpa perlu dikukus. Untuk MPASI sepanjang perjalanan berangkat, bisa dengan membawa MPASI beku yang sudah disiapkan dari hari sebelumnya, sehingga saat mau pakai tinggal dihangatkan. Saya akan membuat tulisan khusus tentang menu MPASI bayi saat naik gunung di tulisan berikutnya.
Secara garis besar, perlengkapan yang harus dibawa adalah sebagai berikut:
- Alat untuk membuat MPASI
- Bahan-bahan MPASI
- Pompa ASI
- Cooler bag
- Ice gel
- Botol ASI
- Dot
- Feeding set

7. Baby Carrier atau Gendongan Bayi
Pilih yang paling nyaman untuk bayi dan penggendongnya. Paling baik menggunakan baby carrier khusus hiking. Namun saat Baby Zahran dulu kami menggunakan hip seat karena belum memiliki baby carrier khusus hiking. Saat itu juga medan tracking kami tidak terlalu panjang, Baby Zahran juga belum terlalu berat dan masih nyaman di dalam hip seat.

Seluruh perlengkapan bayi, masing-masing dimasukkan ke dalam plastik kecil supaya aman jika ada air merembas ke dalam carrier / tas. Namun carrier harus tetap dilapisi trash bag di dalamnya dan rain cover di luarnya untuk melindunginya dari air. Selain perlengkapan / logistik bayi yang harus lengkap, logistik bersama dan logistik masing-masing anggota tim juga harus lengkap. Hal ini diupayakan untuk mengikuti safety procedure supaya perjalanan aman dan nyaman.

Baca juga Tips Membawa Bayi Naik Gunung di: http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2017/11/tips-bawa-bayi-asi-eksklusif-tracking.html

Saya bisa dihubungi melalui:
Instagram: @dewikusumapratiwi

#day9 #30DWC #30DWCjilid11 

Senin, 29 Januari 2018

Mempertahankan Pernikahan

Dapet ilmu baru dari grup ITBMH. Tentang pernikahan.

5 tahun pertama pernikahan adalah masa-masa "riskan" dalam pernikahan...
Meski 5 tahun 5 tahun berikutnya juga memiliki peluang untuk collaps. Karena ujian hidup memang berlaku seumur hidup. Jadi kita gak pernah bisa menebak kapan ujian itu akan datang.

Ada banyak hal yang bisa "mengganggu" pernikahan kita, di antaranya: 
- Kondisi ekonomi (baik kekurangan maupun kelebihan, karena yang lebih tapi tidak dimanage dengan semestinya juga akan menimbulkan konflik)
- Dari diri masing2 pasangan (merasa tidak puas, tidak menerima kekurangan, membandingkan dengan yang lain, dll)
- Dan yang paling banyak adalah ORANG KETIGA yang memicu konflik.
Ini paling banyak dishare di trith tersebut. Mereka bercerita tentang kisah nyata, bahkan ada yang kisahnya sendiri. 😰
Banyak pasangan yang konflik kemudian bercerai hanya karena orang ketiga dan atau campur tangan orang ketiga.
Orang ketiga di sini bisa siapapun,
bisa perempuan atau laki2 lain (selingkuhan),
bisa keluarga besar,
bisa orang tua,
bisa mertua,
bisa saudara ipar,
bisa tetangga,
bahkan bisa orang lain yang sekedar komentar lewat...

Maka dibutuhkan KOMUNIKASI yang SEHAT antar pasangan. Betapa pentingnya membangun komunikasi yang baik dengan pasangan, hingga menjamurnya seminar-seminar dan buku-buku tentang komunikasi.
Karena kunci pernikahan kuat adalah: suami dan istri KOMPAK. Karena kalau udah kompak, sekeras apapaun hantaman badai dari luar insya Allah lewat.
Namun yang paling penting adalah BERTAQWA KEPADA ALLAH. Karena kalau hubungan kita dengan Allah baik, insya Allah hubungan dengan manusia juga baik, termasuk dalam hal pernikahan.

Dan ada satu pesan seorang teteh yang sangat "ngena":
Hati2! Kita bisa dengan sangat tidak sadar "menjerumuskan" orang lain dalam perceraian. Na'udzubillaahi 'in min dzalik. Ust. Bendri sering mengingatkan, perceraian terjadi ketika salah satu atau kedua belah pihak melakukan maksiat. Dan orang yang menyebabkan terjadinya perceraian adalah temannya iblis.
Makanya JAGA LISAN. Hati2 kalau kita berkomentar / berbicara, entah kita sebagai pasangan itu sendiri, teman, saudara, ipar, tetangga, dan kelak sebagai orang tua maupun mertua. 

Sekian resume versi saya yang saya buat dari trith tentang pernikahan.
Mudah2an ada pelajaran yang bisa diambil, terutama buat diri saya sendiri dan pasangan saya. :)

#day8 #30DWC #30DWCjilid11 #notesformyself #notesformyhusband #pernikahankamimasihmuda #barumau4tahun

Perjuangkan ASI Eksklusif

Perjuangan ASI Eksklusif

Perjuangan seorang ibu tidak berhenti setelah ia melahirkan bayinya. Memberikan ASI eksklusif akan menjadi perjuangannya selama 6 bulan ke depan dan berlanjut hingga bayinya berusia 2 tahun. Kita ketahui bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi seorang bayi. Allah sudah mendesainnya dengan gizi dan imun terlengkap dan terbaik. Allah memberikannya secara gratis. Allah juga memberikan perintah di dalam Al Quran mengenai pemberian ASI.

ASI yang keluar setelah bayi lahir yang berwarna kekunigan disebut kolostrum. Kolostrum ini jumlahnya memang tidak banyak dan sangat baik diberikan kepada bayi karena merupakan imun terbaiknya. Bayi baru lahir lambungnya masih sangat kecil dan kebutuhan ASInya belun terlalu banyak. Bahkan bayi yang baru saja lahir membawa cadangan makanan dari dalam janin untuk persediaan 3 hari ke depan. Jadi jisa dikatakan, bayi baru lahir tidak yerlalu membutuhkan asupan dari luar selama 3 hari ke depan.

Tidak semua pelayan kesehatan dan orang tua pro ASI eksklusif. Seperti yang aku rasakan pasca kelahiran 2 bayiku. ASIku masih belum banyak dan aku disuruh memberikan tambahan susu formula. Padahal yang kuketahui, semakin bayi menghisap, akan semakin memacu keluarnya ASI. Dan di 3 hari pertama ia hanya membutuhkan kolostrum dan sedikit saja ASI karena lambungnya pun masih kecil. Perlu dukungan suami untuk tetap memberikannya ASI eksklusif meskipun orang sekitar tidak mendukung. Hanya ASI, tidak ditambah susu formula, bahkan air putih sekalipun. Karena ASI lah asupan terbaik bagi bayi berusia di bawah 6 bulan.

#day7 #30DWC #30DWCjilid11 #gerakanASIeksklusif #mamapejuangASI

Sabtu, 27 Januari 2018

Mendidik Anak dengan Mendidik Diri Sendiri

Pagi ini saya mengikuti Kajian Sabtu Dhuha di Masjid Salman ITB. Pematerinya kali ini dari Yayasan Al Fatih Peradaban, sekolah yang saya impikan untuk anak saya nanti. Mengapa saya menginginkan sekolah tersebut? Karena kurikulumnya sesuai dengan parenting kenabian, iman dan Al Quran. Saya tahu bahwa kita sedang berada di akhir zaman. Tanda-tandanya pun sudah jelas. Maka PR bagi saya dan suami sebagai orang tua untuk mendidik anak-anak kami menjadi generasi terbaik akhir zaman, generasi Al Fatih akhir zaman.

Tema kajian kali ini adalah "Tahapan Mendidik Anak Agar Otak Brilian". Hal terpenting yang saya tangkap dari isi kajian tersebut adalah "dasar dari parenting adalah takwa". Tentang keinginan agar anak kita menjadi sesuatu seperti dokter, insinyur, dan lain sebagainya, bukanlah hal utama. Pelajaran-pelajaran seperti IPA, matematika, dan bahasa bisa dipelajari dengan cepat. Namun mendidiknya untuk bertakwa itu yang paling berat.

Salah satu ayat di dalam Al Quran, "Bertakwalah kepada Allah maka Allah akan mengajarimu" menunjukkan bahwa dengan bertakwa maka Allah akan mengajari kita apa saja yang kita mau. Rasulullah SAW yang tidak kita ragukan ketakwaannya, pernah belajar bahasa asing (bahasa orang yahudi) selama 17 hari. Sultan Muhammad Al Fatih mampu memindahkan kapal perang melalui bukit sejauh 5 mil karena petunjuk dari Allah. Beliau dan pasukannya memiliki iman yang kuat. Mereka rajin beribadah, tilawah, sholat tahajud, dan lain sebagainya. Merekalah pasukan terpilih yang berhasil menaklukkan Konstantinopel. Umar bin Abdul Aziz menjadi pemimpin selama 2 tahun 5 bulan. Saat itu rakyatnya sangat makmur, bahkan tidak ada orang yang berhak menerima zakat. Di masa kepemimpinannya, ia membayar semua hutang rakyatnya hingga rakyatnya hidup makmur. Beliau dan generasinya adalah orang-orang yang bertakwa. Orang yang paling lemah imannya saja melakukan tilawah sebanyak 1 juz per hari.

Generasi terbaik itu dididik oleh guru terbaik. Jika kita mendidik anak, yang paling utama adalah didiklah diri sendiri terlebih dahulu. Jika kita ingin anak kita menghafal Al Quran, maka berusahalah juga untuk menghafal Al Quran. Jika kita ingin anak kita bertakwa kepada Allah, maka bertakwalah juga kepada Allah. Itulah garis besar materi yang saya tangkap pagi ini. Semoga bermanfaat untuk kita.

#day6 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #parenting

Jumat, 26 Januari 2018

Tentang Namanya: Achmad Adnan Badriy

Untuk nama Abang Zahran, papanya pernah membuat tulisan tentangnya. http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/bagaimana-ia-kuberi-nama.html Sedangkan Baby Adnan, kini mama yang akan menuliskannya meskipun tidak bisa seilmiah tulisan papanya dulu. Kami mendiskusikan nama untuk Adnan di hari ke 3 dan ke 4 setelah dia lahir. Dan seperti saat Abang Zahran kami beri nama, kami launching di hari ke 7 sekalian mencukur rambutnya, kemudian mengaqiqahinya.

Lagi-lagi kami mengambil dari Bahasa Arab. Achmad Adnan Badriy. Achmad berarti terpuji, nama panggilan Rasulullah SAW saat kecil, dan juga nama depan papa serta abangnya. Dengan nama tersebut, kami sangat berharap ia bisa meneladani sifat-sifat terpuji Rasulullah SAW.

Adnan berarti penenang hati. Abang Zahran dari lahir wajahnya innocent, mungkin karena efek matanya yang sipit. Dan memang sampai saat ini ternyata anaknya berhati lembut. Dia sangat sensitif namun sweet. Sedangkan Baby Adnan, wajahnya lebih gahar, namun kami berharap hatinya juga lembut dan melembutkan. Kelak ia menjadi seorang penenang hati bagi siapapun yang berbicara dengannya. Terlebih, semoga kelak ia bisa melembutkan hati para musuh Islam. Aamiin. Kami titipkan doa kami tersebut dalam namanya, Adnan.

Sedangkan Badriy berarti hujan yang turun sebelum saatnya. Papanya keukeuh ingin memberinya nama hujan. Karena saat saya kontraksi menjelang kelahiran Baby Adnan, terjadi hujan. Saat itu jalanan menjadi macet dan membuat papanya semakin panik sepanjang perjalanan Jakarta-Bandung. Beliau ingin mengenangnya. Selain itu, Baby Adnan lahir di luar prediksi, lebih tepatnya 11 hari sebelum HPL. Dia lahir sebelum saat HPL. Dan yang paling penting, yang kami ketahui, hujan itu membawa berkah. Kami berharap Baby Adnan adalah pembawa berkah bagi keluarga, agama, dan orang-orang sekitarnya. 

#day5 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #StoryofAdnan

Bagaimana Ia Kuberi Nama

By: Achmad Arbi
Mungkin Shakespeare boleh bilang, “apalah arti sebuah nama” tapi menurut saya nama itu harus punya makna. Nama mengandung doa dan harapan meskipun setiap orang tua tidak pernah tau kalau sudah besar nanti anaknya akan jadi apa.
Memberi nama untuk anak itu susah-susah gampang. Mungkin banyak dari teman-teman (yang sudah nikah dan sudah mau punya anak) mempersiapkan nama si kecil sejak ia masih dalam kandungan. Kamipun tadinya demikian. Namun sejujurnya sampai bayi kami lahir, kami merasa belum punya nama yang pas untuknya. Setiap tamu yang datang besuk ke rumah pasti tanya, “namanya siapa?” saya jawab dengan cengar-cengir sambil bilang, “nanti saya kasih nama kalau sudah hari ketujuh.”


Mencukur rambut si dede bayi
Dan hari ini adalah hari ketujuh. Maka akan saya perkenalkan nama anak kami. Namanya “Zahran”, lengkapnya “Achmad Zahran Barqy”. Achmad adalah nama kecil Rasulullah SAW, artinya baik, pujian, atau terpuji. Zahraan artinya berkilau, berkilatan, bercahaya, cemerlang, berseri-seri, indah, cantik atau tampan. Barqy artinya petir, kilat, halilintar, atau dalam bahasa IPTEK berarti lucutan listrik (arc). Kalau disatuin dan agak dipaksa-paksain, artinya jadi “Petir yang berkilau dan terpuji”.
Achmad adalah kata yang paling pertama kami dapat untuk dijadikan nama dan disiapkan dari jauh-jauh hari. Aturannya sederhana, setiap anak kami harus ada kata Achmad-nya. Bagi kami memberi singkatan nama gabungan ayah dan ibu itu sudah terlalu mainstream. Selain itu nama kami berdua juga sulit untuk digabungkan. Achdew, Achwi, Madew, Madwi, Arwi, Derbi, Wibi semua terasa kurang enak didengar. Akhirnya kami sepakat, cukup nama ayahnya saja yang dititipkan.
Kata Zahran didapatkan ketika beberapa bulan lalu seorang sahabat bersama istri dan anaknya sedang bertamu ke rumah. Obrolan santai kami tentang tanda-tanda hari kiamat, Imam Mahdi, dan Konflik di Suriah berujung pada nama seorang Panglima “Jays al Islam” yakni Syaikh Muhammad Zahran ibn Abdullah Alusy. Sosok cerdas, militan, dan kharismatik yang mampu menyatukan 50 Brigade Jihad Suriah dalam satu komando pasukan tentara Islam terbesar dan terkuat saat ini.


Syaikh Muhammad Zahran ibn Abdullah Alusy (sumber foto: google)
Barqy asal katanya dari al barq. Karena untuk laki-laki maka dijadikan barqy soalnya kalau barqa nanti jadinya perempuan. Begitulah penjelasan teman yang bisa bahasa arab. Awalnya kata tersebut tidak ada dalam daftar alternatif untuk nama belakang. Namun entah kenapa kata tersebut muncul dan terngiang-ngiang di kepala saya. Mungkin karena saya sedang banyak menangani proyek dan banyak belajar tentang petir.
Sebetulnya kata barqa’ itu tidaklah terlalu asing. Tema penelitian untuk tugas akhir yang saya dan teman-teman (K-Group Power ’09) adalah tentang petir dan keandalan jaringan distribusi. Saat bimbingan dulu, profesor pembimbing kami (Pak Djoko Darwanto) seringkali membahas tentang barqa’ ini.
Bagi sebagian besar orang, petir adalah hal yang menakutkan. Sambarannya pada sembarang objek di bumi mampu menimbulkan kerusakan yang dahsyat. Namun dibalik itu, jarang ada yang mengetahui bahwa peristiwa sambaran petir justru mengandung banyak hikmah.



Petir (sumber foto: google)
Dalam Al Qur’an Surah Ar Ra’d (QS. 13: 12) Allah berfirman “Dialah yang memperlihatkan kilat kepadamu, yang menimbulkan ketakutan dan harapan...”. Firman Allah: khaufaw wa thama’an (Menimbulkan ketakutan dan harapan) di dalam Tafsir Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa: “Ketakutan adalah untuk orang yang bepergian, karena takut tertimpa bahaya dari kilat itu, dan kesulitan yang ditimbulkannya. Sedang harapan adalah untuk orang yang tinggal di rumah, dengan mengharapkan berkahnya, manfaatnya (hujan), dan mengharapkan rizki dari Allah.” Namun bagi para engineer dan scientist petir tidak hanya memberikan harapan sebatas itu. Fenomena petir adalah inspirasi yang tak ada habisnya digali dan membawa banyak harapan untuk kesejahteraan manusia.
Kita tentu pernah bertanya-tanya, mengapa udara setelah petir dan hujan terasa lebih segar dan bersih. Jawabannya ada pada lucutan listrik (electrical discharge) dari awan ke tanah. Lucutan listrik dengan energi yang sangat besar itu mampu memanaskan udara dalam sekejap hingga berubah menjadi fasa keempat. Kalau selama ini kita hanya mengenal 3 wujud zat (padat, cair, dan gas) sebenarnya jika temperatur gas ditingkatkan lagi sampai titik tertentu, ia akan berubah menjadi kumpulan elektron, ion, dan partikel bebas yang disebut plasma.
Dalam kondisi ini bakteri akan mati dan virus akan melemah sehingga udara menjadi bersih. Inilah rahasia dibalik penyejuk udara (AC) yang menerapkan teknologi plasma. Ditambah lagi, ion - ion dari sambaran petir ke tanah ternyata bermanfaat untuk menangkap nitrogen yang bisa dicerna oleh bakteri di dalam tanah. Tidak heran kalau daerah yang sering tersambar petir tanahnya relatif subur.
Bagi orang awam petir adalah sumber kematian, namun bagi para ilmuwan, petir adalah sumber kehidupan. Harold Urey dalam Teori Evolusi Kimia mengatakan bahwa milyaran tahun lalu atmosfer bumi dipenuhi oleh metana (CH4), amonia (NH4), air (H2O), dan karbondioksida (CO2) yang bereaksi menghasilkan senyawa-senyawa organik dengan bantuan radiasi sinar kosmis dan energi dari lucutan listrik. Teori ini dibuktikan oleh muridnya, Stanley Miller dalam eksperimen. Dapat dibayangkan seandainya tidak ada badai petir yang dahsyat dan bertubi-tubi, maka bumi kita akan tetap dipenuhi gas beracun dan tanpa kehidupan.
Kata barqa’ yang Allah ceritakan di dalam Al Qur’an, hari ini telah berkembang luas dan dikenal sebagai plasma technology. Mulai dari pembersih udara, lampu neon, televisi, pemurnian air limbah, sterilisasi peralatan medis, pupuk, pesawat jet, pemotong, pelubang, pengelasan, pembuatan IC (proses coating), bahkan sampai ke konversi energi.


International Thermonuclear Experiment Reactor (sumber foto: google)
Reaktor yang memanfaatkan teknologi plasma, hari ini sudah ada dalam skala riset. Adalah ITER (International Thermonuclear Experiment Reactor) yang saat ini sedang dibangun dan direncanakan akan menjadi reaktor fusi pertama di dunia. Konsepnya, reaktor ini menggabungkan dua isotop hidrogen (deutrium dan tritium) dalam temperatur yang sangat tinggi sehingga mereka bergabung (fusi) menjadi satu atom di dalam sebuah ruang berbentuk donat raksasa (model Tokamak) yang menghasilkan medan magnet sangat kuat untuk menjaga gerakan partikel bebas (plasma) berkecepatan tinggi ini tetap dalam lingkaran siklus. Proses ini menghasilkan helium dan neutron bebas serta energi yang sangat besar yang kemudian diserap oleh komponen penukar panas (heat transfer). Proses selanjutnya sama dengan turbin uap konvensional sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Jika hasil percobannya sempurna, maka reaktor ini akan menjadi sumber energi terbarukan yang paling hemat dan bersih yang mampu mengatasi krisis energi dunia.


Arc Reactor dalam Stark Industries di film Iron man (sumber foto: google)
Buat yang pernah nonton film Iron Man tentu tidak asing dengan Arc Reactor yang dipakai Tony Stark sebagai sumber energi untuk pabrik senjata dan juga baju zirahnya. Itulah salah satu contoh reaktor plasma. Hanya saja untuk saat ini memang agak menghayal kalau ada reaktor plasma seukuran kue cincin dan bisa ditempel di dada. Tapi biarinlah, kalo kata orang Betawi, “Namenye juga pelem.”


Mini Arc Reactor dalam film Iron Man (sumber foto: google)
Jadi begitulah cerita saya tentang nama anak kami yang pembahasannya agak ngalor ngidul mulai dari panglima perang Jays Al Islam sampai ke Iron Man. Sekali lagi, orang tua tidak pernah tau akan jadi apa anaknya kelak. Takdirnya telah tertulis di Lauhul Mahfuz pada hari ketika ruh ditiupkan ke dalam jasadnya. Tugas orang tua hanya mendidik dan mengarahkan agar ia selalu dekat dengan jalan Allah.
Tumbuh jadi anak yang sholeh, cerdas, dan kuat ya, Nak. Di dalam namamu tersisip doa dari orang tua. Jadilah seperti petir yang berkilatan, yang khaufaw wa thama’an, menimbulkan ketakutan dan harapan. Ketakutan bagi orang-orang dan penguasa zholim yang membuat kerusakan di muka bumi. Dan harapan bagi orang-orang disekitarmu, bangsamu, negerimu, serta saudara-saudaramu sesama muslim akan suatu keadilan dan kemakmuran. Karena sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Aamiiin ya Rabbal ‘Aalamiin.


Cerita Kelahiran Baby Adnan Part 4

(Sambungan dari tulisan: http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/cerita-kelahiran-baby-adnan-part-3.html)

Mungkin itu yang dinamakan cemburu. Abang Zahran yang secara tiba-tiba menangis tanpa sebab, diantar oleh mama mertua saya memasuki ruang persalinan. Dia seperti mencari saya, namun tahu kalau saya sedang tidak bisa memeluk dan menggendongnya. Saat itu saya sedang IMD bersama Baby Adnan. Abang Zahran digendong oleh papanya dan dikenalkan kepada adiknya. Butuh proses untuk itu.

Malam itu kami menginap di rumah persalinan. Abang Zahran cukup rewel. Meskipun jam 8 dia sudah tidur karena kecapekan, namun sebentar-sebentar bangun dan menangis. Saya tahu persis dia ingin tidur bersama saya. Akhirnya, yang tadinya dia tidur di sofa bersama mama mertua dan adik saya, pindah ikut saya ke ruang nifas. Di sana ada 2 kasur single dan 1 box baby. Kondisinya, Baby Adnan tidak mau ditaruh di baby box, dia menyusu terus. Saat itu saya juga sedang kepayahan karena menahan rasa sakit kontraksi nifas yang saya rasakan lebih sakit daripada pasca melahirkan Abang Zahran dulu. Sepanjang malam itu, saya dan suami sama-sama tidak bisa tidur.

Jam 2 dini hari, kami memutuskan untuk pulang ke rumah karena di sana tidak kondusif. Seharusnya saya dan Baby Adnan belum boleh pulang karena saya belum cek pendarahan dan Baby Adnan belum dimandikan. Namun Abang Zahran terlihat tidak nyaman tidur di sana. Kalaupun diajak pulang tanpa saya pasti tidak mau. Sehingga kami memutuskan untuk pulang semua dan meminta maaf kepada asisten bidan yang saat itu sedang sibuk membantu proses persalinan orang lain.

Sesampai di rumah, Abang Zahran mau tidur dengan pulas karena bisa 1 ranjang lagi dengan saya. Keesokan harinya pun eyang dan pamannya datang dari Jakarta. Rumah semakin ramai dan dia ada teman main baru. Saya pun sangat merasa terbantu karena ada yang masak, mengurus baby dan seluruh pekerjaan rumah. Saat itu kondisinya mereka semua sedang liburan akhir tahun. Saya jadi bisa fokus mengurus diri sendiri, ASI eksklusif dan Abang Zahran yang sedang manja (mandi dan makan harus sama saya).

#day4 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #StoryofAdnan #StoryofZahran #CeritaKelahiranBabyAdnan #part4

Cerita Kelahiran Baby Adnan Part 3

(Sambungan dari tulisan: http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/cerita-kelahiran-baby-adnan-part-2.html)

Setelah packing, saya memandikan Abang Zahran. Saat itu kontraksi yang saya rasakan sudah beritme menjadi 7 menit sekali. Rasanya memang sakit, namun entah mengapa saya merasa lebih kuat dari saat hamil pertama dulu. Dulu, saat kontraksi bukaan 2 saya sudah merasa tidak kuat, langsung minta masuk ruang nifas, tiduran, dan teriak-teriak. Namun di kehamilan kedua ini, saya malah terus berusaha bergerak dan lebih tenang meskipun tidak ada suami yang mendampingi. Saat jeda kontraksi saya juga memanfaatkan waktu untuk beberes. 

Pukul setengah 4 saya minta diantar oleh adik ke rumah persalinan. Abang Zahran pun ikut karena memang tidak ada yang menjaganya. Asisten bidan saya juga sudah stand by di sana dengan segala perlengkapannya karena sudah saya kabari sejak saya keluar flek. Beliau sendirian karena memang hari itu adalah Hari Minggu. Sesampai di sana, saya diperiksa. Kondisi saya sudah bukaan 3. Asisten bidan saya meminta segala perlengkapan yang harus saya bawa. Ternyata ada yang kurang. Adik saya pun disuruh untuk mengambilnya.

Saat itu hujan. Kondisinya, adik saya harus kembali ke rumah untuk mengambil perlengkapan yang kurang, Abang Zahran sendirian, saya sudah harus masuk ruang persalinan, dan asisten bidan saya hanya sendirian. Kondisi tersebut cukup membuat kami galau. Namun akhirnya asisten bidan saya bilang, Zahran sama beliau aja. Alhamdulilah, saat itu Zahran tidak rewel, bahkan cenderung ceria dan berusaha menghibur saya saat sakit. Kontraksi yang saya rasakan sudah beritme menjadi 5 menit sekali. Sesekali Abang Zahran mendekati dan mengelus-elus saya sambil berkata, "ayang, ayang (sayang, sayang)". Hal itu biasa dia lakukan  saat menghibur saya saat saya sakit atau meminta maaf setelah dia melakukan kesalahan.

Namun namanya juga anak 2 tahun. Terkadang Abang Zahran lari-larian keluar, teriak-teriak, dan memanjat ranjang persalinan. Hal itu membuat asisten bidan saya begitu kerepotan karena beliau harus mengurus Abang Zahran dan saya. Saat itu kontraksi yang saya rasakan bertambah sakit. Suami dan adik saya pun belum tiba. Asisten bidan saya sampai bertanya, "suaminya jadi datang gak ya bu? Terus aa' tadi bakal balik gak ya bu? Ibu udah merasa mau ee' (tanda bayi mau lahir) belum?" Asisten bidan saya terlihat panik.

Saat itu saya sudah bukaan 7. Tiba-tiba terdengar suara dari luar, "Assalamu'alaikum". Suami dan mama mertua saya tiba. Saya lega sekali. Suami saya menemani saya di ruang persalinan dan mama mertua saya menemani Abang Zahran. Saat itu kontraksi yang saya rasakan jauh semakin bertambah sakit. Saat bukaan 9-10, bidan saya datang. Beliau langsung memberikan instruksi untuk latihan mengejan. Kemudian dalam 1x tarikan nafas panjang, Baby Adnan lahir. Saat itu Abang Zahran yang berada di luar tiba-tiba menangis.


#day2 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #StoryofAdnan #StoryofZahran #CeritaKelahiranBabyAdnan #part3

Rabu, 24 Januari 2018

Cerita Kelahiran Baby Adnan Part 2

(Sambungan dari tulisan: http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/cerita-kelahiran-baby-adnan-part-1.html)

Selama sebulan terakhir itu suami saya stand by, tidak menerima jadwal ke luar kota. Padahal ke luar kota sudah menjadi pekerjaannya. Namun qadarullah, tanggal 17 Desember 2017 pagi, suami saya pergi ke Jakarta karena ada urusan. Saat itu saya merasa pegal, namun masih saya anggap wajar karena sehabis jalan-jalan. Selain itu, saya memang sudah terbiasa banyak keluhan di trimester akhir kehamilan kedua ini. Sering masuk angin, sering pegal di pinggang dan punggung, serta sakit di bagian perut bawah. Kata dokter sih wajar, di kehamilan kedua kan ototnya sudah tidak sekuat dulu.

Sepanjang pagi itu saya pun masih santai. Namun tetap meminta adik untuk tidak pergi ke mana-mana dulu supaya bisa stand by. Awalnya, suami berniat mau menginap di Jakarta semalam. Namun tiba-tiba saya merasa sakit yang saya rasakan beritme. Saya mengabari suami akan hal itu, namun masih tenang, bahkan cenderung menenangkannya yang biasanya lebih tenang dari saya. Saya masih sempat bilang kalau kemungkinan itu kontraksi palsu karena ciri-ciri melahirkan yang fix adalah keluar flek.

Sekitar pukul setengah 2 siang, saat saya pipis, saya melihat ada flek. Saya langsung mengabari suami. Saat itu beliau baru saja tiba di rumah mama mertua, baru saja mau makan siang. Beliau pun langsung membatalkan makan siangnya dan segera memesan travel ke Bandung. Alhamdulilah dapat kursi untuk keberangkatan pukul 2 siang. Saya tidak tahu persis bagaimana kehectican dan kepanikannya. Yang pasti, katanya beliau tidak nyaman sepanjang perjalanan Jakarta-Bandung.

Saya mulai packing perlengkapan melahirkan sambil menahan sakit kontraksi yang tiba-tiba terasa 15 menit sekali. Berbeda dengan kehamilan pertama yang tepat sesuai prediksi HPL, di hari H seluruh perlengkapan saya sudah siap, bahkan keluarga pun ikut stand by menunggu. Sedangkan saat itu, baju bayi saja belum saya cuci, bahkan masih ada tagnya. List perlengkapan melahirkan pun saya menebak-nebak sendiri dengan mengingat saat kelahiran anak pertama dulu.

Bersambung ke http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/cerita-kelahiran-baby-adnan-part-3.html


#day2 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #StoryofAdnan
#CeritaKelahiranBabyAdnan #part2