About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Kamis, 20 Oktober 2011

HAPUS AIR MATAMU, SAHABAT

Sahabat, mungkin saat ini kamu sedang merasa kesakitan, sakit...sekali...
Mungkin aku tidak merasa sesakit kamu, tapi jujur aku juga sakit sahabat. T_T
Aku sakit ketika mendengar jawaban itu. Aku sakit ketika tau kebohongan itu. Aku sakit melihat kenyataan ini. T_T

Dan aku merasa bersalah, sahabat. Aku merasa bersalah karena aku tidak dapat berbuat apa-apa malam ini. Aku tidak dapat menemanimu saat kamu sedih dan sakit seperti sekarang. Aku tidak dapat menjadi bahu untuk kamu menangis. Aku tidak dapat melakukan apa-apa untuk kamu. T_T

Sebenarnya aku juga tidak tahu apa yg harus aku lakukan untukmu, aku juga tidak tahu apa yg harus aku katakan padamu. Karena di sini, mungkin aku juga terlibat dalam kesalahan itu. Aku telah menjadi perantara kebohongan itu. Aku merasa bersalah karena aku telah memiliki peran yg salah. T_T

Tapi sahabat, yg harus kamu tau adalah, aku melakukan ini semua selama ini karena aku sayang sama kamu. Aku ingin membuat kamu bahagia setelah sekian lama kamu menderita, aku ingin kamu ceria dan menikmati masa mudamu dalam senyum bebasmu. Aku ingin mengobati luka lamamu. Aku ingin memberikan warna dalam kertasmu yg abu. Aku ingin membuatmu bahagia. Aku ingin selalu membuatmu tersenyum.
Namun ternyata takdir mengatakan lain. Kini kamu harus terjatuh lagi, kini kamu harus terluka lagi dan kini kamu harus menangis lagi.
 T_T

Sahabat, walaupun demikian, aku ingin kamu menghapus air matamu. Aku ingin kamu bangun dari jatuhmu. Aku ingin kita mengobati lukamu bersama. Aku ingin mengajak kamu untuk tetap optimis dan YAKIN bahwa semua yg terjadi pasti ada hikmahnya. Biarlah semua kan berlalu dengan apa adanya. Aku yakin, besok pagi Allah akan menunjukkan pelangi yg sangat indah setelahkamu menangis karena lebatnya hujan dan kerasnya halilintar malam ini. Aku yakin, suatu saat Allah akan menumbuhkan bunga mawar yang indah untukmu setelah kamu terluka karena duri di pohonnya. Aku yakin, Allah akan memberikan keindahan yang terindah yg tak pernah kamu sangka sebelumnya. Dan insya Allah kamu akan mensyukuri itu semua,  insya Allah kamu akan merasa beruntung karena kejadian malam ini, dan insya Allah kamu akan bersujud syukur karena nikmat sesungguhnya yg abadi dari-NYA suatu saat nanti. YAKINLAH, SAHABAT dan BERSABARLAH.

Insya Allah aku akan berdoa untukmu, sahabat dan insya Allah aku akan selalu berada di sampingmu.
Aku mohon, tersenyumlah kembali, sahabat! Tataplah ke depan! Jangan pernah lagi berbalik ke belakang! Aku ingin kamu menjemput kebahagiaan yg sesungguhnya, bukan lagi fatamorgana. Tersemyumlah sahabat, aku akan selalu ada bersamamu.


Life is full of lots of up and downs,

And the distance feels further when you're headed for the ground,
And there is nothing more painful than to let you're feelings take
you down,
It's so hard to know the way you feel inside,
When there's many thoughts and feelings that you hide,
But you might feel better if you let me walk with you
by your side,

And when you need a shoulder to cry on,
When you need a friend to rely on,
When the whole world is gone,
You won't be alone, cause I'll be there,
I'll be your shoulder to cry on,
I'll be there,
I'll be a friend to rely on,
When the whole world is gone,
you won't be alone, cause I'll be there.

All of the times when everything is wrong
And you're feeling like
There's no use going on
You can't give it up
I hope you work it out and carry on
Side by side,
With you till the end
I'll always be the one to firmly hold your hand
no matter what is said or done
our love will always continue on

And when the whole world is gone
You'll always have my shoulder to cry on....


(Shoulder to cry On - Tommy Page)

"It's song for you, baby".

~untuk sahabatku yang malam ini sedang menangis

Sabtu, 15 Oktober 2011

Ketika Da'i Menjadi Pengusaha


Notulensi Ta'lim entrepreneur by kak Rendy Saputra, Kamis, 13 Oktober 2011 @masjid Salman ITB pukul 16.00-17.30 WIB dengan tema "Ketika Da'i Menjadi Pengusaha"


(maaf berantakan tapi semoga bermanfaat. Selamat membaca ^,^)


- Islam telah mengatur semua aspek kehidupan dalam syariat Islam.

- Dakwah bukan proyek sederhana, perlu materi, perlu banyak waktu, dan perlu energi yang besar.

- Apapun yang kita lakukan sebaiknya 100%
       Jangan melakukan sesuatu dengan setengah-setengah walaupun awalnya niatnya bukan  untuk melakukan pekerjaan itu tetapi ketika kita telah memilih untuk melakukannya maka sebaiknya100%.

- Kelebihan menjadi seorang entrepreneur:
1. Entrepreneur memiliki kendali waktu yang baik
       Ia bisa membagi waktu kapan untuk Allah, kapan untuk keluarga, kapan untuk umat, kapan untuk karyawan. Seorang BOS tidak banyak bekerja karena BOS = By Operating System. Yang bekerja adalah sistem2nya.
       DAKWAH TIDAK DAPAT DIJALANKAN DENGAN WAKTU SISA.
       Menyayangi anak tidak dapat dilakukan dengan sisa waktu, memperhatikan istri ga bisa dilakukan dengan sisa waktu dan sisa energi, melayani umat tidak dapat dilakukan dengan sisa waktu.
2. Entrepreneur punya kendali berpikir
       Setiap masalah ada solusi yang efektif. Seorang entrepreneur jika gak bisa jualan akan mencari orang yg bisa jualin seperti taktik Stiff J (pemilik APPLE). Entrepreneur luas berpikir, memikirkan apa yg tidak biasa dipikirkan org lain. Enterpreneur da'i juga memikirkan umat, memberi dan berbagi tanpa takut miskin karen kaya dan miskin adalah hak Allah.

- Da'i itu harus kaya karena dakwah membutuhkan uang banyak
     Dakwah membutuhkan uang. Misalkan kita akan mengadakan dauroh. kita perlu uang 5 juta. Misalnya kita punya omset 100 juta aja, kita bisa bikin 20 cara dauroh yg sama.
     Orang arab kalo makan 1 kambing buat 2 orang. Karena mereka kaya. Kita di sini, kadang mau ngadain acara, nyari mobil pinjeman aja susah.
     Untuk mencapai kualitas baik membutuhkan uang yang banyak. Misalnya anak yg akan sekolah di SDIT. SDIT pendidikannya memang bagus, disiplin, mencetak anak2 yg sholeh tapi mahal banget dan gak semua orang tua mampu menyekolahkan anaknya di sana. Pendidikan itu mahal, jadi kalau kita ingin berpendidikan baik, kita harus punya banyak materi/finansial yg dapat menunjangnya.
     Abdurrahman bin auf mndengar berita dari Aisyah bahwa ia akan masuk syurga dengan merangkak krn ia adl seorang ahli infak, ia menginfakkan untanya sebanyak 700 ekor. kira2 apa yg dipikirlkan abdurrahman bin auf ketika menginfakkan unta2nya? Kalo tabungan bertahun2 kita, harus diinfakkan saat itu juga, apa yg akan kita pikirkan? Apakah kita bisa seikhlas Abdurrahman bin auf?
Hal itu hanya bisa dilakukan jika kita menjadi seorang entrepreneur. Kalo kita hanya karyawan biasa, kita akan lebih sulit berkata "jika aku infakkan semua hartaku hari ini, besok juga ada lagi" dari mana? beda dengan seorang entrepreneur,setiap hari uangnya bisa ngalir terus tanpa harus nunggu waktu2 tertentu dalam 1 pekan atau 1 bulan.
      Peluang bisnis itu besar. Bandung ini luas dan penduduknya banyak. berapa uang yg muter setiap hari dalam penjualan nasi? belum produk2 yg lain. Saudara kita, seorang pengusaha keripik pedas di bandung, mahasiswa juga, omsetnya mencapai 6 M dalam sebulan. Beliau juga da'i. Uang itu terus muter, triliyunan uang terus muter, tapi kemanakah ia berputar? kira2 uang yg banyak itu ada di tangan orang soleh atau bukan?
        Kita akan lebih mudah berdakwah jika kita jadi bos. misalnya" kita lagi mimpin rapat terus kita bilang, ". . . maka omset kita akan bertambah sekian jika kita berhasil, makanya rajin2 sholat sunnah ya? dhuhanya yg rajin, QL  nya jangan bolong."
          Kalo kita punya materi yg luas kita bisa bermimpi punya rumah 1000m, lantai 1 bisa dibuat 2 kolam renang, 1muntuk ikhwan, 1 untuk akhwat. Selain itu juga bisa dimanfaatkan untuk madrasah umum (TPA, liqo, pengajian, dll), lantai 2 dipakai untuk ruang keluarga dan kamar anak2 (walaupun anaknya banyak tapi tetep bisa punya kamar sendiri2 karena luasnya rumah kita), lantai 3 dimanfaatkan untuk tempat beribadah kpd Allah , tempat belajar, dll. Degan materi yg banyak kita juga tetap bisa beraktivitas dengan baik dan konsentrasi, berdakwah dengan konsentrasi karena pekerjaan rumah kita dapat terselesaikan dengan fasilitas, kita punya sopir, tukang kebun, baby sitter, pembantu rumah tangga sehingga kita tetap dapat beraktifitas dengan lancar dan berdakwah dengan total.
           Beda jika kita miskin. Ada cerita, seorang aktivis da'i yg mengajak saudara ipar (yg menafkahi keluarganya) untuk sholat, tetapi saudara iparnya bilang, "kamu kasih makan dulu anak istrimu baru saya sholat. Jangan kerjaannya dakwah mulu tapi anak isteri gak diurusin!" Nyesek gak tuh? Seorang da'i harus punya harga diri.

Kamis, 13 Oktober 2011

BERUBAH atau MATI

Kemarin, 12 Oktober 2011, sekitar pukul 11 malam aku selesai mengerjakan TP EkFis 1. Setelahnya aku berniat untuk mengerjakan Laporan Fiskom Modul 3. Tapi tangan jahil ini membuka blog karena memang aku sedang belajar mengoprek blog. Aku ingin memfollow teman2ku. Hingga mungkin sekitar pukul 12 malam aku menemukan blog salah satu temanku. Aku membaca judul postingan teratasnya "Berbagi Cinta Berbagi Cerita".

Aku membaca awal tulisannya "Sembilan bulan berada di rahim ibu, Allah telah menyempurnakan bentuk tubuhku. . .". Aku pikir ini postan tentang "ibu", sehingga aku pun melanjutkan membacanya karena aku sangat senang membaca tulisan2 tentang "ibu" dan “ayah”.
Sampai di tulisan bawah gambar peta daerahnya, aku mulai sadar kalau tulisan itu adalah biografi tentangnya. Aku ingin mencukupkan sampai di situ saja bacanya, tapi saat itu terbaca tulisan "Sebenarnya ibuku sangat berat melepas putra tercintanya yang masih kecil ini untuk hidup mandiri" dan aku merasa d'javu karena ini pernah dialami ibuku ketika melepas kepergian adikku untuk belajar di pesantren. Aku pun melanjutkan membacanya lagi. Sampai pada kalimat "Setiap hari aku harus mengayuh sepedaku menelusuri jalan berbatu dari rumah ke sekolah sejauh 12 km", aku semakin tertarik untuk membaca lanjutannya karena ini juga pernah aku alami ketika aku menempuh perjuangan hidupku masa SMP.

Aku pun membaca lanjutannya. Aku menyimak kisah perjuangan dalam perjalanan hidupnya. Tak terasa, air mataku menetes. Tapi aku terus melanjutkan membaca dan menyimak dan air mataku pun terus berderai. Hm, mungkin ini terkesan lebay. Tapi aku menghayatinya.
SUBHANALLAAH, , , 
INI SUNGGUH SANGAT LUAR BIASA.

Dia adalah seseorang yang berasal dari daerah yang mungkin tidak semua orang mengenalnya, bahkan aku sendiri juga tidak begitu tahu tepat lokasi daerahnya di sebelah mana padahal aku juga berasal dari provinsi yang sama, Jawa tengah (atau aku aja yang buta daerah ya?). Dia adalah seseorang yang berjuang keras sejak dia masih kecil. Ketika masih SD dia harus berpisah dengan orang tuanya karena harus menuntut ilmu di pesantren di luar daerahnya, menuntut ilmu dunia dan ilmu akhirat dalam usianya yang masih sangat dini. Ketika SMP dan SMA pun dia memilih sekolah yang jauh dari tempat tinggal orang tuanya tetapi sekolah yg dia pilih memanglah sekolah yg bermutu bahkan SMA nya adalah SMA asrama terbaik di Indonesia Dia selalu mendapatkan prestasi terbaik di sekolahnya. Dia selalu mendapatkan yang terbaik dalam usaha terbaiknya. Walaupun dia pernah gagal, tapi dia selalu optimis dan memperjuangkan untuk keberhasilannya. Dan dia selalu segera bangun dalam jatuhnya. Sampai sekaranng pun insya Allah dia selalu berada dalam kebaikan dan selalu menebarkan kebaikan. Semoga Allah selalu meridhoi perjuangannya dan selalu melimpahkan keberkahan untuknya.

Jika aku menganalogikan dengan kisah perjalanan hidupku, sebenarnya aku adalah seseorang yang seharusnya tetap berjuang sepertinya. Karena aku hidup dalam perjuangan dan cinta. Next, insya Allah aku akan menuliskan juga kisah perjalanan hidupku. Tapi kini, aku ingin menuliskan apa yang aku rasakan tadi malam. Tulisannya menyadarkan diriku untuk berkaca dan berbalik ke belakang untuk melihat siapa diriku yang dulu dan bagaimana aku yang sekarang?

Dulu, hampir semua orang di sekitarku selalu memandang aku hebat karena prestasi-prestasi yang aku raih. Mungkin kinipun sebagian orang2 di sekitarku juga masih memandang seperti itu karena aku berada di sini, di kampus yang mereka pandang sebagai kampus terbaik bangsa. Tapi, sebenarnya aku yang sekarang bukanlah sepenuhnya seperti apa yang mereka pikir. Di sini, aku bukan siapa-siapa. Aku bukanlah sang juara lagi. Aku tidak seperti teman yang aku  ceritakan di atas, yang mungkin membuat semua orang bangga karena berada di fakultas teratas kampus ini, pernah meraih medali,  dan mendapatkan beasiswa full serta prestasi2 lainnya yang tidak sedikit. Aku tidak pula seperti mereka yang membawa piala emas, perak, maupun perunggu untuk mengharumkan nama kampus tercinta ini. Aku juga belum pernah mendapatkan kesempatan untuk keliling dunia seperti mereka yag mendapatkan beasiswa tour, short visit, student exchange maupun beasiswa S2, S3, riset, dan lainnya. Aku juga belum memiliki sertifikat kejuaraan terbaru di sini.

Perjuanganku sekarang memang tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan perjuangan hidupnya. Jika dibandingkan dengannya, dia bersekolah di sekolah asrama terbaik di Indonesia dan aku berada di sekolah unggulan Jakarta barat. Tapi di sana dia serius belajar, serius menuntut ilmu, dan serius menggapai semua keinginannya. Dia juga bukan hanya belajar ilmu duniawi tapi juga ilmu akhirat. Dia tetap mempertahankan beasiswa2nya dalam jatuh bangunnya. Dia meraih prestasi-prestasi dalam perjuangan kerasnya, bukan hanya di sekolahnya, tapi dia juga membawa pulang medali olmpiade nasional, meraih beasiswa full S1, dan mendapatkan fakultas terbaik di kampus terbaik. Di sini pun, dia terus berusaha menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, KARENA ALLAH.
Tapi aku? Prestasiku menurun dan terus menurun sejak kelas 2 SMA. Updatenya pergaulan yang harus terus aku ikuti membuatku terlena sehingga aku pernah terjatuh dan terjatuh dalam jurang yang sangat dalam. Dalam jatuhku, aku tidak segera membangunkan diri, tapi aku terus meratapinya hingga aku membuang waktu dan  kesempatanku selama +- 1 tahun. Seharusnya aku berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan dulu, FK UI. Aku ditolak berkali-kali dalam usaha tidak maksimalku melalui PMDK, SIMAK, dan UMB.
Memang, dengan segala kemurahan Allah, aku berkesempatan belajar di kampus ini, kampus yang menjadi tempat belajar kebanggaan bagi mahasiswa2 di dalamnya. Tapi, mungkin aku telah kelamaan diam dalam jatuhku dan membiarkan lukaku. Di sini, aku tidak memiliki semangat yang seluar biasa ketika aku masih kecil dulu, ketika aku masih duduk di bangku TK, SD dan SMP yang selalu berjiwa koleris, harus selalu menang, harus selalu menjadi yang terbaik dan harus selalu menjadi juara. Di sini, aku lebih plegmatis, pasrah dan LEMAH dengan keadaan sekitar yang aku lihat. Aku melihat banyak orang hebat di sini dan aku merasa tidak mungkin menyaingi mereka karena aku merasa sangat jauh dari mereka. Hal ini terus aku biarkan bertubi-tubi hingga aku tidak cemerlang lagi.

Tapi dari ceritanya, hati, jiwa, dan perasaanku tersentak bahwa aku hanya punya 2 pilihan, BERUBAH atau MATI?!!!

Jika aku memilih berubah, maka aku harus melakukan poin-poin berikut:

1.      Usahaku harus tetap sebanding dengan keinginanku.“Man jadda wa jada”, sebuah hadits Rosululloh yang artinya "Barang siapa yang bersungguh-sungguh akan mendapatkannya".

2.      Aku harus berusaha mencinta pekerjaanku. Walaupun aku masih belum menyukai Fisika tapi aku harus berusaha menyukainya dengan sering berinteraksi dengannya (rajin mempelajarinya). “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)

3.      Aku harus mengejar ketertinggalan ini walaupun semua terasa tak mungkin. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka” (QS Ar-Ra’ad:11)

4.      Aku harus senantiasa mensyukuri apa yang telah aku dapatkan selama ini. “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih” (QS. Ibrahim:7)

Dengan mengucap BISMILLAAHIRROHMAANIRROHIIM, aku akan BERUBAH.

Selasa, 11 Oktober 2011

Ikhwan Sejati vs Akhwat Sejati

Ikhwan Sejati
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bahunya yang kekar, tetapi dari kasih sayangnya pada orang disekitarnya…

Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari suaranya yang lantang, tetapi dari kelembutannya mengatakan kebenaran…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah sahabat disekitarnya, tetapi dari sikap persahabatannya pada generasi muda bangsa…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari bagaimana dia dihormati di tempat bekerja, tetapi bagaimana dia dihormati di dalam rumah…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya pukulan, tetapi dari sikap bijaknya memahami persoalan…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari dadanya yang bidang, tetapi dari hati yang ada di balik itu…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari banyaknya akhwat yang memuja, tetapi komitmennya terhadap akhwat yang dicintainya (ketika cinta itu hanya pada satu tujuan, Allah Ya Rabbul Izzati)…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari jumlah barbell yang dibebankan, tetapi dari tabahnya dia menghadapi liku-liku kehidupan…
Ikhwan sejati bukanlah dilihat dari kerasnya memebaca Al Quran, tetapi dari konsistennya dia menjalankan apa yang ia baca…



Akhwat Sejati
Seorang gadis kecil bertanya pada ayahnya, “Abi ceritakan padaku tentang Akhwat sejati?”. Sang ayah pun menoleh sambil kemudian tersenyum:
Anakku … Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, tetapi dilihat dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang memesona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan tetapi dari keikhlasan ia memberikan kebaikan itu.
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara.
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
“Lantas apa lagi Abi?”, sahut putrinya.
Ketahuilah putriku …
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan tetapi dilihat dari Kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jadi tergoda.
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani tetapi dilihat dari sejauhmana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur. Dan ingatlah …
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, tetapi dilihat dari sejauh mana ia bisa menjaga kehormatan dirinya dalam bergaul.

Setelah itu sang anak kembali bertanya,
“Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu, Abi?”
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata,”Pelajarilah mereka!”
Sang anak pun mengambil buku itu dan terlihatlah sebuah tulisan “Istri Rasulullah”

DOSA MENINGGALKAN SHOLAT LEBIH BESAR DARIPADA BERZINA

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita berjalan terhuyung-huyung. Pakaiannya yang serba hitam menandakan bahwa IA berada dalam duka cita yang mencekam. Kerudungnya menangkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa rias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang bersih, badan yang ramping Dan roman mukanya yang ayu, tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak hidupnya. Ia melangkah terseret-seret mendekati kediaman rumah Nabi Musa a.s.

Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan salam. Maka terdengarlah ucapan dari dalam “Silakan masuk”. Perempuan cantik itu lalu berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai tatkala IA berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya, Doakan saya agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.” “Apakah dosamu wahai wanita ayu?” tanya Nabi Musa as terkejut. “Saya takut mengatakannya.” jawab wanita cantik. “Katakanlah jangan ragu-ragu!” desak Nabi Musa. Maka perempuan itu pun terpatah bercerita, “Saya ……telah berzina.” Kepala Nabi Musa terangkat, hatinya tersentak.

Perempuan itu meneruskan, “Dari perzinaan itu saya pun……lantas hamil. Setelah anak itu lahir, langsung saya……. Cekik lehernya sampai……tewas”, ucap wanita itu seraya menagis sejadi-jadinya. Nabi musa berapi-api matanya. Dengan muka berang IA menghardik,” Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!”…teriak Nabi Musa sambil memalingkan Mata karena jijik.

Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur luluh segera bangkit Dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk ke luar dari dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan IA tak tahu mau di bawa kemana lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana pula manusia lain bakal menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya, betapa jahat perbuatannya. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertobat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya?” Nabi Musa terperanjat. “Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian wanita pezina Dan pembunuh itu?” Maka Nabi Musa dengan penuh rasa ingin tahu bertanya kepada Jibril.

“Betulkah Ada dosa yang lebih besar dari pada perempuan yang nista itu?” “Ada!” jawab Jibril dengan tegas. “Dosa apakah itu?” tanya Musa kian penasaran. “Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja Dan tanpa menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali berzina. Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan tersebut.

Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan sengaja Dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat bahwa sembahyang itu tidak wajib Dan tidak perlu atas dirinya. Berarti IA seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur Dan memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat Dan menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman didadanya Dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.

Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy)

Dalam hadist Nabi SAW disebutkan :
1. Orang yang meninggalkan sholat lebih besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur’an
2. Membunuh 70 nabi
3. Bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka’bah.
4. Dalam hadist yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat sehingga terlewat waktu, kemudian IA mengqadanya, maka IA akan disiksa dalam neraka selama satu huqub. Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu tahun terdiri dari 360 Hari, sedangkan satu Hari di akherat perbandingannya adalah seribu tahun di dunia.

Demikianlah kisah Nabi Musa Dan wanita pezina Dan dua hadist Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi Kita Dan timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah. [1]

Dalam Al-qur'an telah banyak dan jelas ayat tentang perintah shalat.
Dalam pembahasan hadis-hadis tentang apakah orang yang meninggalkan sholat itu kafir, disimpulkan:
Al Qur’an, hadits dan perkataan sahabat bahkan ini adalah ijma’’ (kesepakatan) mereka serta perkataan beberapa ulama tabi’in dan sesudahnya menyatakan bahwa "orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir (keluar dari Islam)."

Ibnul Qayyim dalam Ash Sholah, hal. 56, mengatakan:
”Tidakkah seseorang itu malu dengan mengingkari pendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir, padahal hal ini telah dipersaksikan oleh Al Kitab (Al Qur’an), As Sunnah dan kesepakatan sahabat. Wallahul Muwaffiq (Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik).” [2]
Mengapa memilih Islam sebagai agama? Mengapa menuliskan "Islam" sebagai agama di KTP? Apakah telah dan sedang menjalankan rukun-rukun Islam? Padalah rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan, dalam hal ini sah sebagai pemeluk Islam.
Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob radiallahuanhuma dia berkata : Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim) [3]
Abu Hurairah berkata" Aku mendengar Rasullullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya yang pertama kali dihisab pada hari kiamat dari amalan manusia adalah solatnya, jika amalan solatnya baik maka dia akan bahagia dan beruntung, Jika amalan solatnya buruk maka dia termasuk orang-orang yang rugi. Jika terdapat kekurangan sedikit pada amalan solat fardhunya, maka Allah Azza Wajalla Berfirman:

" Lihatllah ( hai para malaikat ) apakah hambaku mengerjakan solat sunat untuk menyempurnakan solat fardhunya?'

Kemudian jika hambaku menyempurnakan solat sunat, maka solat sunat itu untuk menyempurnakan solat fardu yang kurang, kemudian seluruh amalannya diperlakukan seperti itu "

( Sahih Tirmidzi, Ibnu Majah no 193, 1425,1426) [4]
Setelah ini, apakah kita masih akan meninggalkan sholat di dalam Islam? Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan terdapat konsekuensinya.
Wallahu 'alam bi shawab 
 
Daftar Pustaka:  
[1] copas dari http://kisahpenyejukhati.blogspot.com/2011/06/dosa-yang-lebih-hebat-dari-berzina.html dengan sebelumnya membaca di Bundel Soal GAMAIS2009 "Fisika" halaman 23 dan 33.
[2] http://rumaysho.wordpress.com/2009/04/22/apakah-orang-yang-meninggalkan-shalat-itu-kafir-alias-bukan-muslim/
[3] copas dari http://haditsarbain.wordpress.com/2007/06/09/hadits-3-rukun-islam/  
dengan sebelumnya membaca dalam buku KEAKHWATAN 1 "Bersama Tarbiyah Ukhti Muslimah Tunaikan Amanah" karangan  Cahyadi Takariawan, dkk
[4] copas dari hhttp://hadith2u.blogspot.com/2011/05/amalan-pertama-yang-dihisab.html dengan sebelumnya membaca dalam buku KEAKHWATAN 1 "Bersama Tarbiyah Ukhti Muslimah Tunaikan Amanah" karangan  Cahyadi Takariawan, dkk

Senin, 10 Oktober 2011

Use 5 matter before 5 matter!


بِِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Dengan Nama Allah, Maha Pengasih, Maha Penyayang.

وَالْعَصْرِ
1. Demi waktu,
1. By Al-'Asr (the time).

إِنَّ الْإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ
2. Sesungguhnya manusia dalam keadaan merugi.
2. Verily! Man is in loss,

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran.
3. Except those who believe (in Islamic Monotheism) and do righteous good deeds, and recommend one another to the truth (i.e. order one another to perform all kinds of good deeds (Al-Ma'ruf)which Allah has ordained, and abstain from all kinds of sins and evil deeds (Al-Munkar)which Allah has forbidden), and recommend one another to patience (for the sufferings, harms, and injuries which one may encounter in Allah's Cause during preaching His religion of Islamic Monotheism or Jihad, etc.).
[QS. al-Ashr (103:1-3)]



"Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali
Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati "
(Reihan - Demi Masa)

"Kewajiban itu lebih banyak dari waktu yang anda miliki. Maka bantulah orang lain supaya memanfaatkan waktunya. kalau anda berurusan, persingkatlah pelaksanaannya"
(Imam Hasan Al-Banna)