About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Rabu, 07 Maret 2012

SESEORANG TERHEBAT SEPANJANG HIDUPKU

Aku menuliskannya ketika rindu ini memuncak. Ketika aku tidak bersamanya, terpisah beratus-ratus kilometer jarak. Beliau sedang di luar Jakarta dan aku sedang sakit di sini. Bukan karena beliau meninggalkanku dalam keadaan seperti ini tapi karena memang ada keperluan yang harus beliau selesaikan di luar kota selama 3 hari ini. Aku sangat merindukannya dan aku berharap Allah memberikan kesempatan untukku dapat bertemu dengannya lagi karena belum ada yang aku lakukan untuknya selama ini kecuali segunung dosa, kesalahan, dan kekecewaan. T_T
Katanya ibu sampai Jakarta besok pagi dan aku berharap aku bisa memeluk dan menciumnya kembali sama seperti sebelum beliau berangkat. T_T

Ibu pernah menyanyikanku sebuah lagu (aku tak apal liriknya tapi coba aku search dulu).


kau mau apa, pasti kan ku beri
kau minta apa, akan aku turuti
walau harus aku terlelah dan letih
ini demi kamu sayang

aku tak akan berhenti
menemani dan menyayangimu
hingga matahari tak terbit lagi
bahkan bila aku mati
ku kan berdoa pada Illahi
tuk satukan kami disurga nanti

taukah kamu apa yang ku pinta
disetiap doa sepanjang hariku
Tuhan tolong aku, tolong jaga dia
Tuhan aku sayang dia

aku tak akan berhenti
menemani dan menyayangimu
hingga matahari tak terbit lagi
bahkan bila aku mati
ku kan berdoa pada ilahi
tuk satukan kami disurga nanti

(Tuhan tolong aku juga jaga dia, Tuhan akupun sayang dia)
aku tak akan berhenti
menemani dan menyayangimu
hingga matahari tak terbit lagi
bahkan bila aku mati
ku kan berdoa pada ilahi
tuk satukan kami disurga nanti

(Lirik Lagu Wali - Doaku Untukmu Sayang)

Dan ibu gak hanya menyanyi tapi selama ini beliau selalu membuktikannya. Selama aku hidup bahkan mungkin sebelum aku ada.
Ibu, yang selama ini berjuang keras untuk anak-anaknya. Berjuang mati-matian untuk aku, Ridwan, dan Dikky. Ibu seorang single parent. Sejak ayah meninggal, ibu melakukan perannya sebagai ibu, juga merangkap sebagai ayah. Bekerja keras membanting tulang untuk mencari nafkah keluarga sendirian, berkuat hati untuk mendidik kami bertiga sendirian,  berkuat diri melindungi kami sendirian, menghadapi kejamnya fitnah dunia sendirian, dan menghadapi kerasnya cobaan hidup ini sendirian.

Ibu setiap hari harus mencari nafkah sendirian, mengerjakan proyek bersama teman-temannya bahkan hingga pulang malam. Padahal sangat bahaya bagi ia seorang wanita, apalagi ibuku cantik. Aku saja di Bandung selalu diingatkan teman2ku "jangan pulang malam, tidak baik untuk akhwat, bahaya!" dan nasehat2 tentang sebaiknya akhwat tidak pulang malam. Jika aku terpaksa pulang malam karena sesuatu yang mendesak, aku selalu diantarkan pulang oleh beberapa teman ikhwan. Sedangkan ibuku? Siapa yang mengantarnya? Kalaupun diantar temannya, ah, temannya laki-laki, nanti bisa jadi fitnah. Tapi kalau pulang malam sendirian, bahaya mengancamnya. T_T Tapi aku selalu berdo'a, supaya Allah selalu melindungi dan menaunginya.
Aku pernah ikut ibu ke tempat proyeknya, hm, memang kebanyakan temannya laki-laki karena memang proyek seperti itu biasa dilakukan oleh laki-laki. Dan memang membutuhkan waktu yang sangat lama dan tetap di sana hingga malam karena harus memantau pekerja-pekerjanya. Jika tidak beres, kerugiannya pun bisa dihitung dengan angka jutaan rupiah, lumayan untuk biaya kehidupan kami. Adikku belum cukup dewasa dan mengerti soal ini. Ridwan, walaupun dia sudah kelas 1 SMA, mengurusi dirinya sendiri aja terkadang masih perlu pantauan ibu, apalagi sampai ikut mengurusi urusan ibu. Sampai saat ini, dia belum bisa dikasih pengertian. Apalagi Dikky yang masih kecil dan manja (karena memang dia anak bungsu). Kuat tidak kuat, ibu harus melakukannya sendiri.

Ibu mendidik kami bertiga sendirian, mendidik kami yang masih kanak-kanak dan belum mandiri padahal usia kami sudah beranjak remaja bahkan dewasa. Terutama Ridwan dan Dikky, mendidik anak laki-laki pastinya tidak mudah. Ibu harus menyiapkan adik-adikku untuk menjadi seorang pemimpin, pemimpin bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya sekarang, bagi keluarganya nanti, dan bagi umat. Yang semua itu seharusnya dilakukan bersama ayah karena pastinya ayah lebih berpengalaman. Tapi bisa tidak bisa, ibu harus melakukannya sendiri

Ibu harus berjiwa besar dan pemberani, untuk melindungi kami, untuk menghadapi cobaan-cobaan hidup, dan untuk menghadapi fitnah sendirian. Ketika kami takut, ketika kami sedih, ketika kami khawatir akan perjalanan hidup ini, ibu harus bisa melindungi, menenangkan, dan menghibur kami. Ibu selalu memberikan semangat untuk kami tetap bertahan, untuk tetap bertahan hidup dan untuk tetap bisa sekolah/ kuliah. Ibu juga menghadapi cobaan-cobaan dalam hidup ini sendirian, cobaan untuk keluarga, juga untuk dirinya sendiri. Ketika harus membiayai hidup dan sekolah kami bertiga, ibu memutar otak dan membanting tulang sendirian. Namun ibu selalu bilang, "pokoknya kalian harus tetap sekolah setinggi-tingginya!" Ketika kesulitan dalam mendidik anak-anaknya, ibu harus berkuat hati untuk tetap melakukannya dengan sabar sendirian. Ibu ingin anak-anaknya menjadi disiplin dan cekatan dalam segala hal. Dan terkadang kami bertiga masih sering bandel dalam hal ini. Ketika ada masalah-masalah lain yang menyangkut pribadinya yang terkadang bahkan sering ia menyembunyikan setumpuk masalahnya dan semua itu ditanggung sendirian. Bahkan ketika muncul fitnah-fitnah dari sekitar, fitnah bagi seorang single parent, ibu selalu menghadapinya dengan hati yang lapang, sabar dan ikhlas.

Ibu pernah mengeluh dalam tetesan tangisnya, mungkin ketika itu beliau merasakan puncak-puncaknya cobaan karena sangat jarang ibu mengeluh seperti itu, "coba ada ayah ya nak, mungkin gak akan seberat ini" T_T Aku hanya terdiam membisu karena aku merasa tidak solutif dan apa yang bisa aku lakukan untuknya? untuk sedikit meringankan bebannya? TIDAK ADA. Cobaan ibu terlalu berat dalam pandanganku, namun ibu selalu tampak kuat dan tegar. Ibu selalu menyembunyikan guratan kesedihan dalam wajahnya, ibu selalu menyembunyikan tetesan tangisnya. Beberapa kali aku memergoki ibu sedang menangis merintih mengadu ke Allah. Ternyata itu yang ibu lakukan setiap malam. Tapi di siangnya ibu selalu tampak seperti tidak ada beban sama sekali bahkan selalu tampak ceria.

Lalu apa yang sudah aku lakukan untuknya selama 21 tahun ini? BELUM ADA. T_T
Ibu yang selalu berusaha membahagiakanku, selalu bahagia ketika mendengar aku bahagia, ketika aku bercerita memiliki teman-teman yang dapat membahagiakanku, ketika aku mendapatkan sesuatu yang membuatku senang walaupun tidak pernah terbagi untuknya, dan ibu selalu ikut menangis ketika aku sedih dan terluka. T_T
Aku yang selama ini banyak memperhatikan sekitar tapi aku tidak tau persis apa yang ibu alami hari itu. Aku yang sering berbagi hadiah, tapi jarang aku memberikannya pada ibu, bahkan ketika miladnya pada tanggal 14 Februari kemarin, tidak ada sesuatu yang aku kirimkan untuknya kecuali do'a seperti yang biasa aku lantunkan setiap hari. Memang tidak ada budaya milad dalam islam, ibu dan ayahpun selalu mengajarkan itu selama ini. Tapi saat milad, bukankah biasanya ukhuwah meningkat? Yang putus menjadi tersambung kembali, yang renggang jadi erat kembali, yang biasa menjadi lebih dari biasa, yang sudah dekat menjadi lebih dekat lagi. Bahkan keesokan harinya ibu ke Bandung dan mentraktirku dan beberapa teman-temanku, untuk apa? Ternyata bukan dalam rangka miladnya tapi malah miladku yang padahal 2 hari sebelum miladnya. Aku pun belum menyiapkan kado untuknya saat itu padahal tepat pada tanggal 12 ibu memeberikan sebuah kado besar berisis sesuatu yang memang aku butuhkan saat itu. T_T Hingga pemberian kado untuk ibu aku tunda dan aku tunda lagi. Apakah ini juga yang diberikan ibu kepadaku? Menunda memberikan sesuatu yang sebenarnya tidak penting dan mungkin hanya akan membuatnya terharu sesaat. Ibu tidak melakukan ini padaku, bahkan hampir setiap hari ibu berusaha membuatku bahagia. Hingga baru beberapa hari yang lalu, aku pulang dan mengajaknya belanja dari hasil usaha kecil-kecilanku yang memang masih kecil juga hasilnya, aku sengaja menyisihkannya untuk membelikan ibu baju dan sendal. Dengan begitu saja aku sudah merasa bangga padahal mungkin itu tidak ada artinya untuk ibu.

Ibu, kasihnya tulus dan tidak pernah tergantikan, dengan apapun, sekalipun seluruh emas, intan, dan permata di dunia ini aku beli dan aku persembahkan untuknya, rasanya tidak cukup untuk mengganti apa yang telah beliau berikan padaku.
Sungguh, di sini aku ingin menceritakan tentang ibuku lebih banyak lagi, tentang detail penderitaannya, tentang detail perjuangannya, tentang detail pengorbanannya, tentang detail kasih sayang dan cintanya, tapi aku tidak akan sanggup. Selain panjang, aku juga tidak akan kuat hati menahan luapan rasa sedih dan perasaaan bersalahku. Begitu banyak dosa yang aku lakukan untuknya. Tapi begitu banyak kebaikan yang beliau berikan padaku. Semua ini tidak imbang, dan aku tidak adil. T_T

Namun dalam lubuk hatiku, tertulis namanya besar-besar setelah Allah dan Rasul-NYA. Dan aku ingin memberikan kado spesial untuknya dan ayah, yaitu syurga. Aku ingin tetap bertahan hidup dan menjadi sebaik-baiknya manusia, menjadi hafidzhah supaya aku dapat memberikan mahkota dan jubah terindah untuknya di syurga nanti. T_T
Bismillaah, ibu, ayah, nantikanku di batas waktu. T_T

Tentang Jodoh dan tentang Cinta

“Maha suci Allah yang telah menciptakan semuanya berpasang-pasangan, baik dari mereka yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka sendiri, maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (QS Yasin (36) :36)
Jodoh, adalah sesuatu yang rumit untuk dibahas karena memang HANYA ALLAH yang MENGETAHUI. Jodoh adalah Rahasia Allah. Aku pernah mendengar, "Jodoh memang di Tangan Tuhan, tapi kalo kita gak mengejarnya, maka akan selamanya di Tangan Tuhan". Mungkin ada benarnya juga, kita harus tetap berikhtiar (berusaha). Dengan apa? Dengan mengejar 'ribuan' wanita kemudian memilihnya beberapa untuk menjadi pacar atau 'pacaran' dengan kedok ta'aruf? Dengan mendekati 'ribuan' wanita kemudian merayunya dengan kata-kata gombal atau kata-kata indah bernuansa islami supaya terkesan 'ikhwan (laki-laki) soleh'? Dengan menyentuh hati 'ribuan' wanita dengan puisi atau lagu?
Hati wanita memang lemah, hm,,,, bukan lemah deng tapi LEMBUT. Mudah sekali wahai para kaum adam untuk kau bisa mendapatkan wanita yang kau mau, untuk menyentuh hatinya dan membuatnya jatuh cinta kepadamu. Sangat mudah sekali jika kau cerdas. ^^ Namun, apakah itu caramu mencari jodoh?
Padahal jodoh tidak akan pernah tertukar. Jodohmu (wanita) tercipta dari tulang rusukmu, dan tulang rusuk itu tidak akan pernah tertukar. Allah telah menuliskan namanya di dalam kitab-NYA (kitab Lauh Mahfudz) dan suatu saat pasti akan mempertemukanya denganmu di waktu yang tepat. “Dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di langit dan di bumi, melainkan (tercatat) dalam Kitab yang jelas (Lauhul Mahfuz)” (QS: An-Naml (27) :75)
Keberkahan pertemuan itu, bergantung pada caramu sendiri. Ada yang bertemu karena 'kecelakaan' dulu akibat zina (naudzubillaah), ada yang bertemu karena pacaran (Allah suka gak ya kira-kira?), dan ada yang bertemu karena melalui proses yang sesuai dengan syariat Islam (apa saja ya? Ah, aku sendiri masih terlalu bodoh dalam hal ini, aku pun masih belajar dan belum terlalu dalam, mungkin bisa kau tanya pada guru agamamu, ustadz, atau ustadzahmu).
Aku pernah mendengar cerita kisah nyata dari saudaranya salah seorang sahabatku:
"Ada salah seorang akhwat (perempuan) aktivis dakwah dan seorang ikhwan (laki-laki) aktivis dakwah yang kuliah di suatu kampus. Mereka sering berkoordinasi di amanah-amanahnya hingga akhirnya menjadi dekat. Bukan hanya dekat secara fisik, ah, mungkin tidak semua orang tau kalau mereka dekat secara fisik, tapi mereka dekat secara hati. Mereka saling bergantung satu sama lain hingga kata temenku ini, "mereka udah kaya pasangan gitu deh". Suatu hari, ikhwan tersebut menjanjikan akan mengkhitbahnya (melamarnya), kalo gak salah di sekitar hari kelulusan mereka. Si akhwat pun merasa senang dan melapor kepada orang tuanya bahwa pada tanggal X seorang ikhwan yang 'disayangi'nya selama ini akan datang untuk mengkhitbahnya. Hingga H-2 yang dinanti sang akhwat, ikhwan tersebut mengabarkan bahwa ia tidak jadi datang ke rumahnya untuk mengkhitbahnya. Ia dijodohkan dengan gadis pilihan orang tuanya yang berasal dari daerahnya. Dan kata sahabatku, alasannya kurang syar'i. Orang tuanya bilang kalau ia harus mendapatkan istri yang berasal dari daerah yang sama yi: daerah asalnya karena budayany sama (ikhwan ini berasal dari suatu pulau di luar pulau Jawa) dan orang tuanya bilang kalau beliau tidak suka dengan orang jakarta (kebetulan akhwat ini berasal dari jakarta) *red: eh, kenapa gitu dengan orang jakarta??? T_T Hingga akhirnya ikhwan tersebut menikah dengan gadis pilihan ibunya. Akhwat pun PASTINYA mengalami kesedihan yang mendalam hingga suatu hari datanglah seorang 'laki-laki' yang selama ini menaruh harapan padanya, yang diam-diam ia mengetahui kisah akhwat tersebut. 'Laki-laki' ini, mungkin bukan tipe seperti 'ikhwan' tadi. Tapi kiarena si akhwat sedang terpuruk dalam kesedihan maka akwat tersebut menerimanya. Dan setelah menikah, banyak perubahan yang terjadi pada sang akhwat. Yang dulunya memakai rok, sekarang memakai celana jins. Yang dulunya memakai jilbab lebar, sekarang memakai kerudung seadanya. Yang dulu memakai baju yang menyembunyikan lekukan tubuhnya, sekarang memakai baju ketat. Dan kata sahabatku, anak-anaknya pun tidak dididik dengan didikan Al-qur'an."
(kata sahabatku cerita ini boleh dishare untuk pelajaran tanpa penyebutan nama pelaku)
T_T Miris, sedih, dan jahat kedengarannya! Ini cukup menjadi pelajaran berharga untukku. Memang, untuk apa menunggu sesuatu yang tidak pasti? Padahal yang pasti nanti akan tiba. Namun, menurutku semua itu tetap harus diusahakan bukan hanya dinanti dalam penantian kosong, karena kata Allah:
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan dari belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan seuatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-ra’d(13):11)
Yang bisa kita lakukan saat ini, khususnya sebagai seorang wanita adalah berikhtiar memperbaiki internal, memperbaiki diri, membina diri, dan menjadi sebaik-baiknya diri. Karena kata Allah:
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” (QS. An-Nur:26)

<3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3 <3

Cinta, ribuan pepatah membuat ungkapan tentangnya, ribuan pujangga membuat puisi tentangnya, ribuan musisi membuat lagu tentangnya, dan ribuan penyair membuat bait tentangnya.
Tapi menurutku, untuk menceritakan cinta tidak cukup dituliskan dalam satu buku karena semua perasaan ada di sana, SEMUANYA. Sangat sering aku menangis karena cinta, sangat sering aku tersenyum karena cinta, sangat sering aku bahagia karena cinta, sangat sering aku sedih karena cinta. Menurutku cinta adalah karunia dari Allah. "Sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karuniaNya kepada siapa yang dikehendakiNya; dan Allah Maha Luas (karuniaNya) lagi Maha Mengetahui". (QS. Ali Imran:73).
Aku bersyukur karena Allah masih memberikan cinta untukku karena dengan cinta aku menjadi kuat, dengan cinta aku menjadi bersemangat, dengan cinta aku mempunyai tujuan besar, dengan cinta aku memiliki mimpi, DENGAN CINTA AKU AKAN RAIH DUNIA!
“Dijadikan indah dalam pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (syurga).” (QS. Ali Imron:14)
Allah memberikan Cinta-NYA untukku melalui nikmat2nya yang sangat banyak dan sempurna, melalui orang-orang di sekitarku yang mencintaiku, dan melalui semua yang ada pada diriku.

Menurutku, benar sekali jika ada yang bilang "CINTA itu PENGORBANAN", lihat saja seorang ibu dan ayah yang berjuang untuk anak-anaknya, seorang suami yang berjuang untuk keluarganya, seorang sahabat yang berjuang untuk sahabatnya, dan aku merasakan itu semua. Seorang Rasulullah tercinta, Muhammad saw yang berkorban untuk umat-umatnya, untuk kita, untuk memurnikan al-qur'an dan menyampaikan kabar gembira dari Allah untuk kita, beliau berkorban dengan harta, jiwa, dan raganya untuk kita.Bahkan di nafas terakhirnya, beliau menyebut nama kita karena kekhawatirannya kepada kita, apakah kita akan selamat atau tidak? "ummatiy, ummatiy, ummatiy" T_T
"CINTA itu MEMBERI, BUKAN MENERIMA", seperti orang tua yang tidak pernah menuntut balasan dari setiap apa yang mereka korbankan untuk kita yang sekalipun seluruh intan dan permata di seluruh dunia ini digali maka tidak akan sanggup membayar kasih-sayang dan semua yang telah mereka korbankan untuk kita. Seperti Allah yang tidak pernah meminta bayaran untuk oksigen yang kita gunakan untuk bernapas setiap harinya, untuk aliran darah yang belum berhenti hingga saat ini, untuk jantung yang terus memompa dengan semestinya, untuk indra yang lengkap dan sempurna fungsinya, untuk nikmat sehat yang dapat kita gunakan untuk melakukan banyak hal, untuk nikmatnya kasih sayang orang tua, keluarga, dan semua orang yang menyayangi kita, untuk nikmatnya berukhuwah, nikmat iman, islam dan ihsan yang tidak semua orang memilikinya dan untuk SEMUANYA yang tidak akan pernah terhitung nikmat gratisnya yang diberikan kepada kita sekalipun pohon di seluruh dunia dijadikan pena dan seluruh isi lautan di seluruh dunia dijadikan tinta kemudian ditambahkan lagi sebanyak 7 kali. (kata-kata dalam Al-qur'an).
"CINTA itu MENERIMA APA ADANYA, BUKAN MENUNTUT", seperti orang tua kita yang menerima kita meskipun kita tidak sempurna, meskipun kita tidak secantik bidadari atau tidak setampan pangeran, meski kita tidak secerdas Einstein, meski IP kita tidak selalu 4, meski penghasilan bulanan kita terkadang tidak sempat dirasakannya karena sudah habis untuk memenuhi kebutuhan kita sendiri. Dan Allah yang selalu memberikan ampunan kepada kita meski setiap hari kita melakukan segunung dosa. T_T
Yah, cinta yang paling abadi hanyalah CINTA ALLAH karena Allah Yang Memilikinya, Allah Yang Membuatnya, Allah Yang Mendatangkannya, dan Allah pula Yang akan Mengambilnya kembali. Dan semua itu tertulis banyak di dalam Al-qur'an jika kita menyadari dan mau memikirkannya.

Dan aku ingin mendapatkan jodoh seseorang yang aku cintai. (^,^)v
Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah ia menciptakan untukmu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS Ar Rum : 21)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal sholeh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam hati mereka kasih sayang” (QS Maryam : 96)
Dalam diam dan do'a, dalam penantian yang produktif, dan dalam harapan suci penuh syukur, aku percaya, rencana Allah itu indah(.^,^.)

wallaahu 'alam bi showab.