About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Rabu, 02 September 2015

TA Berasa Tesis : Sebuah Catatan Kegagalan Seorang Mahasiswa

Calon Dokter yang Gagal

Dimulai dari cita-cita SMA. Pengen banget masuk FK, tapi maunya cuma FK di Universitas “Itu”. Semua ujian yang diikuti cuma yang ada pilihan Universitas “Itu”, mulai dari PMDK, UMB, Seleksi Masuk (ujian mandiri), dan SNM-PTN. Tapi semua gagal. Guru-guru udah mengarahkan untuk aku memilih universitas yang passing gradenya lebih di bawah tapi aku ngeyel karena cuma mau Universitas “Itu”. Kenapa sih? Namanya juga anak SMA, masih pendek pikirannya. Antara ambisi, gengsi, dan pemikirann yang kurang logis. Pengen banget jadi dokter spesialis penyakit dalam yang meneliti dan menemukan obat untuk penyakit-penyakit mematikan. Karena saat nenek dan kakekku sakit lalu akhirnya meninggal, aku tak bisa berbuat apa-apa. Selain itu, aku ngefans sama dokter, soalnya sejak bayi sampai usia 7 tahun ketemu dokter spesialis anak hampir setiap seminggu sekali karena aku pernah menderita asma akut. Pikiran saat itu, kalau mau lanjut sekolah yang lebih bagus lagi harus masuk sekolah yang bagus dulu. Dan FK Universitas “Itu” adalah FK terfavourite di Indonesia.

Mampir di FMIPA ITB

Pas SNMPTN galau pilihan keduanya apa, sampai daftar aja di hari terakhir, langsung ke panitia pusat, di FE UI, Salemba, Jakarta Pusat. Setelah konsultasi dengan banyak orang termasuk guru-guru, akhirnya milih FMIPA ITB. Suka FMIPA? Gak. Katanya ITB ada TPB (Tahap Persiapan Bersama), di mana wajib belajar Matematika, Fisika, dan Kimia dasar lagi selama setahun. Yah, mending di FMIPA ITB daripada nganggur, sambil nguatin lagi pelajaran basic sciencenya buat persiapan SNM-PTN tahun depan (istilahnya di FMIPA ITB cuma mau mampir). Apalagi ITB terkenal sebagai kampus terbaik (di Indonesia) di bidang science, technology, dan art nya.

Fisika ITB adalah Pilihan

Tahun depan pas mau ikut SNM-PTN, ayah meninggal. Gak jadi ikut deh. 2X ngisi koesioner penjurusan, pilih Kimia. Alasannya, di antara semua pelajaran science, yang paling bagus nilainya dan paling seneng adalah Kimia. Udah gitu kan Kimia paling nyambung sama FK, apalagi KK Biokimianya. Tapi pas ngisi koesioner ke-3 (terakhir) belok ke Fisika. Apa karena aku jago Fisika? Gak. Suka Fisika? Gak juga. Lebih suka Kimia sama Biologi lah. Terus kenapa masuk Fisika? Alasannya rada bodoh, karena Himafi (Himpunan Mahasiswa Fisika) terlihat paling keren saat itu. Kekekeke. Ah, maksudnya waktu itu Himafi ngadain workshop Kelompok Keahlian (KK) Fisika yang mendatangkan dosen-dosen Fisika untuk promosi KK dan jurusan. Sebenernya promosi jurusan udah ada di mata kuliah TPB, yaitu PK MIPA. Tapi di workshop Himafi, Fisika terlihat sangat menarik. Dosen-dosennya juga asik. Mereka “orang besar” tapi mau bergaul dengan mahasiswa.

Ditambah aku ketemu seorang profesor ahli nuklir. Beliau sempet bilang, dari Fisika bisa lanjut ke FK. Tapi FK yang di Jepang atau Amerika dan beliau bersedia untuk merekomendasikan siapapun yang berminat, tapi tentunya dengan sebuah pengaryaan selama kuliah S1 di ITB. Lah, kok bisa anak S1 Fisika lanjut S2 FK? Kata beliau, sistem pendidikan di Indonesia memang rada kacau. Kalau di Jepang sama Amerika, S1 tuh belum “dianggap”, masih belajar ilmu-ilmu dasar, bahkan untuk FK sekalipun. Tertariklah aku untuk mengobrol langsung dengan beliau. Setelah itu langsung manteb pilih “Fisika”.

Yah, semangat bom anak baru. Ambisi. Lama-lama terlena. Ternyata Fisika sulit dan effortku rendah banget saat itu. Aku lebih tertarik berorganisasi daripada kuliah Fisika. Jadi aktivis lebih seru daripada jadi akademisi. Alhasil kuliah cuma sekedar lulus dan yang penting IPK masih standar untuk bisa dapetin beasiswa, karena aku kuliah di ITB memang (butuh dan) pake beasiswa (BUMN). Bahkan saat masuk lewat SNM-PTN pun pake beasiswa (BMU dari pemerintah). Padahal syarat untuk bisa lanjut S2 FK dengan bantuan profesor tadi adalah IPK cumlaude dan ngambil minor di Farmasi / Biologi, serta membuat suatu pengaryaan yang bisa nganterin aku ke FK. Bukan hal yang mudah. Harus rajin banget lah. Ah entah, aku lupa dengan cita-cita itu. Susah banget dapet IPK cumlaude di Fisika. Cuma segelintir orang yang memang “pinter” doang yang berhasil dapetin IPK cumlaude di Fisika ITB. Da aku mah biasa aja (usahanya juga biasa aja pula).

Mengambil Tugas Akhir (TA) / Skripsi

Sejak semester VI (semester VI loh, masih tingkat III kuliah di ITB) udah mulai nyari topik TA (Tugas Akhir / Skripsi) sendiri. Balik lagi ke ingatan dahulu, “harus yang berhubungan dengan kedokteran dan penyakit mematikan”. Dapetlah Boron Neutron Capture Therapy, suatu teknologi pengobatan kanker pake radiasi nuklir. Langsung menghubungi profesor yang sebelumnya aku ceritain. Ah, meskipun gak jadi ke FK,  mungkin aku bisa belok ke Nuclear Medicine karena ternyata yang menemukan teknologi pengobatan gitu kebanyakan malah bukan dokter (apalagi dokter umum) tapi orang Medical Physics, Nuclear Physics, Biomedical Engineering (teknik elektro), atau jurusan science atau engineering yang lain.  Langsung ngincer dosen pembimbing (dosbing) profesor yang tadi aku ceritain karena beliau profesor yang ahli di bidang nuklir. Aku rasa berhubungan dengan topik yang aku pilih.

Aku menghubungi beliau saat semester VII karena semester sebelumnya aku mempelajari topik itu dulu secara umum biar bisa aku ceritain ke beliau. Beliau nanya, “anda lebih ingin ke kedokterannya atau reaktornya?” “Kedokterannya pak”. “Kalau gitu sama bu R*** aja”. “Memangnya kalau sama bapak gak bisa ya? Saya mau masuk bidang kedokteran nuklir pak. Kalau bu R*** kan lebih ke biofisika spesialis imaging ya pak?”. “Oh iya. Tapi sayangnya, di ITB KK nuklir lebih ke power plant (reaktor daya). Kalau mau medis, paling masuknya biofisika. Dan kalau memang anda mau topik itu dan lebih ke kedokteran, saya rekomendasikan ke bu R***”. Aku ditolak T_T

Tapi aku mengikuti saran beliau. Langsunglah aku menghubungi doktor R*** (yang pada akhirnya menjadi dosbingku). Pertama kali yang ditanya, “kamu mau dosennya atau topiknya?”. “Topiknya, bu”. “Baiklah, kalau begitu, bla bla bla”. Berjodohlah aku dengan beliau. Semester VIII baru ngambil SKS TA I karena saat itu aku masih berorganisasi dan sengaja mau lulus April 2014. Aku seneng / passion dengan topikku tapi masih aja nyantai buat ngurusin TA, padahal keinginan sangat ideal. Pengen perfect lah, pengen TAnya bisa dimanfaatin, dan pengen predikat TA terbaik. #ngek (cuma pengen)

Masalah TA

Karena merasa punya banyak waktu, aku masih fokus sama organisasi dan amanah-amanah luar akademikku saat itu. Selain itu, aku juga terlalu berani nyuci nilai suatu mata kuliah wajib. Maksudnya biar IPK nya rada tinggi lagi lah. Eh, tapi malah kecelakaan. Udah gitu, kena juga kurikulum baru (kurikulum lama berakhir untuk lulusan Oktober 2013). Mati gue, belum ngambil SKS TA II, progress juga belum signifikan, ngambil kuliah pula di semester baru periode 2013/2014. Kesempatan wisuda April 2014 gagal karena semester itu (semester II tahun 2013/2014) aku harus ngambil mata kuliah wajib ITB (lagi) karena peraturannya diganti (mata kuliah manajemen sama lingkungan yang pernah aku ambil gak berlaku lagi untuk kurikulum baru). Fokus pun pecah. Perkuliahan baru bisa aku selesaikan di tahun 2014. Harusnya bisa wisuda Oktober 2014 (telat setahun lah). Namun, kuliah kelar, TA pun bermasalah.

Saat itu aku udah nikah (sejak Maret 2014). Apa alesan TA bermasalah karena nikah? Sama sekali enggak. Gak ada hubungannya sama sekali. Malahan harusnya dengan udah nikah, semua jadi lebih mudah dan cepat. Tapi ini semua murni kesalahan pribadi. Mulai dari idealisme yang tidak dibarengi ikhtiar ekstra, sungkan ketemu dosbing saat stuck dan progress belum signifikan, kesulitan mencari data dan software yang diperlukan, sakit berkali-kali, terus masuk trimester I (Januari 2015) yang cukup berat, sampai laptop hilang beserta data-data yang belum diback up saat lagi deadline (Mei 2015). Akhirnya semua masalah itu baru bisa dikelarin Agustus 2015 ini.

“Aku tidak tahu ini rezeki atau musibah, aku hanya berharap Allah memberikan yang terbaik”. Hikmah yang bisa aku ambil banyak. Mungkin aku memang harus nunggu suami (http://dewikusumapratiwi.blogspot.com/2015/05/sekilas-tentang-arbi.html) buat lulus biar dia gak minder dan merasakan nikmat(dan pahit)nya  berjuang bareng. Mungkin biar aku berkaca kalau aku bukan siapa-siapa sehingga gak pantes buat berbangga diri. Mungkin biar aku belajar dari kegagalan dan kesalahan. Mungkin juga Allah ingin menegur atas dosa-dosaku yang begitu banyak. Tapi aku merasa bersyukur dengan semuanya. Aku jadi lebih merasa kalau pertolongan Allah itu sangat dekat dan bermakna. Apalagi saat menghadapi pekan-pekan sidang. Pas banget masuk trimester III. Berjuang bareng calon baby itu luar biasa banget. Bukan cuma ujian-ujian TA aja, tapi juga ujian-ujian administrasi yang cukup melelahkan untuk mengurusinya. Dan juga ujian hidup yang mungkin merupakan ujian paling berat. Namun berkat pertolongan dan kasih-sayang Allah, kami bisa melaluinya.

Akhir dari deriTA cinTA

Alhamdulillaah, 12 Agustus 2015 aku seminar (sidang TA I) dan 1 September 2015 aku sidang akhir (sidang TA II). Karena pertolongan Allah dan doa-doa tulus dari orang-orang yang sayang sama aku, termasuk calon baby, sidangnya lancar, sukses, dan hasilnya sangat memuaskan. Alhamdulillah gak perlu revisi. Mungkin karena calon baby udah sering diajak begadang jadi Allah ngasih waktu buat relaksasi sembari menunggunya lahir.

Perjuangan gak berhenti sampai di sini, perjuangan sesungguhnya baru akan dimulai. Amanah satu alhamdulillah udah selesai. Amanah-amanah yang mungkin lebih berat sedang menunggu. Semoga segala kegagalan ini menjadi pelajaran berharga buat aku ke depannya. Setelah ngerjain TA, jadi merasa cethek ilmu. Pengen lanjut sekolah lagi. Tapi nanti lah, gak mau memutuskan sesuatu karena ambisi lagi seperti dulu. Perlu persiapan dulu, belajar lagi, sambil mengerjakan amanah-amanah baru yang ada di depan dan menyelesaikan resolusiku sejak 2 tahun lalu yang gagal (http://dewikusumapratiwi.blogspot.com/2014/02/resolusi-di-usia-23.html). Aku tidak ingin masa-masa golden age anakku yang singkat dan hanya datang sekali terlewatkan. Mudah-mudahan Allah memampukan.

Pesan Sahabat

Saat aku sedang dalam masa-masa “kritis”, alhamdulillaah Allah mengirimkan sahabat-sahabat yang luar biasa. Mereka ada untuk mengamalkan Q.S. Al-Ashr. Ada beberapa nasehat yang sampai sekarang aku ingat, bahwa:
“Pemenang sejati bukan tentang siapa yang duluan, tapi tentang siapa yang bertahan”
“Parameter kesuksesan setiap orang berbeda-beda. Namun kesuksesan sejati hanyalah syurga firdaus”
“Orang yang beruntung adalah orang yang selalu menyertakan Allah dalam setiap langkah kehidupannya”

Tulisan ini bukan untuk klarifikasi. Aku hanya ingin aku dan siapapun mengambil hikmah dari kegagalanku ini. Supaya aku tidak seperti keledai yang jatuh ke lubang yang sama lagi, juga supaya orang-orang yang belum pernah merasakan tidak merasakan kegagalan ini, apalagi dengan sebab yang sama. Ah, terserah saja pada pandangan orang. Memang kenyataannya aku lulus telat dan “segala keburukan yang menimpaku memang murni karena kesalahanku sendiri. Datangnya pertolongan hanyalah dari Allah semata”. Bukan karena aku solehah, bukan karena aku rajin berdoa, apalagi amalan-amalan yaumiyah. Aku hanyalah manusia yang sering futur. Semua pencapaian ini murni karena Allah Maha Pengasih.

Hikmah yang Dapat Dipetik
 
Buat yang masih kuliah, jangan pernah menyerah!!! Jangan mengeluarkan kata-kata, “aku gak passion sama kuliah ini”. Kamu sudah memilihnya, kamu sudah memulainya, maka kamu harus bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Ini bukan soal penting atau gak penting. “Gak ada ilmu yang gak berguna". Kalau sekarang kamu gak tahu buat apa kamu harus belajar itu maka telen aja dulu. Mungkin suatu saat kamu akan membutuhkan atau sadar bahwa ilmu itu penting. "Penyesalan selalu terletak di belakang”. Ini bukan soal passion atau gak passion. Sekali lagi, ini semua soal TANGGUNG JAWAB.
Organisasi memang penting, tapi jangan terlalu over. Amanah kita bukan hanya di sana. Malahan amanah yang diberikan kepada kita pertama kali saat masuk kampus adalah menyelesaikan kuliah. Loyal dan total di amanah itu sangat baik, bahkan harus. Tapi jangan sampai ada yang dikorbankan meskipun fikih prioritas tetap berlaku.

Buat yang lagi skripsi / TA, jangan pernah sungkan sama dosbing. Percayalah, beliau gak akan ngomel-ngomel saat progressmu belum signifikan. Mereka gak akan marah saat kamu gak ngerti dan bertanya. Malahan mereka akan bingung ketika kamu “menghilang”. Mereka udah kamu pilih sebagai dosen pembimbing yang artinya kamu percaya untuk membimbingmu, maka jangan sia-siakan (manfaatkanlah) pilihanmu itu.
Jangan menunda-nunda pekerjaan kayak aku. Semakin kita menunda, tantangan dan ujian di depan akan semakin berat. Kita gak pernah bisa memprediksikan dengan akurat tentang apa yang akan terjadi di kemudian hari. “Ingat 5 perkara sebelum 5 perkara”.
Jangan juga terlalu idealis jika itu hanya akan menyusahkan dirimu sendiri. Santai lah, S1 memang belum ada apa-apanya. Ada tahapannya. Kalau mau lanjutin lagi bisa di S2, lalu S3. Tapi kalau mau kekeuh TAmu harus bisa diaplikasikan bahkan dipatenkan, ya usahanya harus ekstra banget. Sekali lagi, jangan pernah menunda-nunda. Waktu itu terasa sangat singkat dan cepat berlalu. Jangan sampai menyesal di akhir.
Buat semua yang punya cita-cita tinggi, ternyata "semakin tinggi cita-cita kita, semakin besar pengorbanan yang harus kita lakukan". Orang-orang besar itu (profesor, ahli / profesional, bisnisman, ulama, dll) tidak sempat “berpangku tangan”, mereka sedikit tidur, dan banyak sekali menghadapi masalah-masalah. Mereka bukan tidak pernah gagal, tapi mereka cepat move on dari kegagalan.
Allaahu ‘alam bi shawab.
Cukup sekian pesan-pesan dari seorang mahasiswa yang gagal, mudah-mudahan gak ada lagi yang menapaki jejak kegagalanku.

Jumat, 26 Juni 2015

Catatan untuk Wanita --> Peranmu, Surgamu

PERANMU, SURGAMU
Notulensi Kuliah Akademi Orangtua Parenting Nabawiyah
Waktu: Sabtu 20 Juni 2015
Pembicara: Ustz. Poppy Yuditya
Sumber: Grup Cerita Ibu dan Anak (Ceria 8) dengan sedikit editan tampilan dan ejaan kata

Peran muslimah
Berapa jumlah perempuan yang disebut di dalam Al Qur'an? Semua tercakup dari zaman Nabi Adam as sampai akhir zaman. Ternyata hanya 20 yang disebut secara dzahir. Dari 20 tersebut ternyata Allah hanya menyebut satu nama saja, yakni Maryam. 19 lainnya tak disebutkan. Mengapa? Karena akhlaknya paling sempurna dan bisa jadi hanya Maryam yang terbebas dari aib. Ini bukan berarti yang lain tidak mulia, namun Allah jaga aib mereka.

Perempuan dalam Al Qur'an
1⃣   Belum menikah: Maryam, Ratu Balqis, dua perempuan yang bertemu Nabi Musa, saudara perempuan Nabi Musa as. 
2⃣   Sudah menikah: Hawa, istri Nabi Nuh as, istri Nabi Luth as, Sarah, Hajar, Zulaikha, Asiyah, Istri Imron, istri Nabi Zakaria as, Hafsah, Aisyah, Zainab, istri Abu Lahab, Khaulah binti Tsa'labah.
3⃣   Ibu: Hawa, Sarah, ibunda musa, istri imron, istri Zakaria, Maryam.

Seringkali kita berpikir bahwa kita bisa mendapatkan surga karena mendidik anak. Bagaimana kalau kita belum punya anak? Hipotesis ini tidak selalu tepat. Lihat perbandingannya : dalam Al Qur'an yang terbanyak dibahas adalah peran istri, yakni sebanyak 54%. Muslimah sebagai pribadi 19% dan sebagai ibu 27%. Peran istri menempati porsi paling besar peran perempuan yang disebutkan Allah dalam Al Qur'an.

Maka kita tersadar kembali akan makna hadits ini... “Lihatlah di mana keberadaanmu dalam pergaulanmu dengan suamimu, karena suamimu adalah surga dan nerakamu.” (HR. Ahmad)

Kita berjuang keras untuk menjadi ibu terbaik bagi anak-anak... Namun, simak hadits ini.. " … dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Para shahabat pun bertanya: “Wahai Rasulullah, Mengapa (demikian)?” Beliau menjawab: “Karena kekufuran mereka.” Kemudian mereka bertanya lagi: “Apakah mereka kufur kepada Allah?” Beliau menjawab: “Mereka kufur (durhaka) terhadap suami-suami mereka, kufur (ingkar) terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’ ” (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma) 

Meski kita sering gondok dan kesal pada suami, tapi ingat bahwa ini semua untuk keridhoan Allah. Wanita surga tidak berpikir siapa yang salah. Ia hanya berkata seperti dalam hadits berikut, Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahu tentang istri-istri kalian di dalam surga?” Mereka menjawab: “Tentu saja wahai Rasulullaah!” Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Wanita yang penyayang lagi subur. Apabila ia marah, atau diperlakukan buruk atau suaminya marah kepadanya, ia berkata: “Ini tanganku di atas tanganmu, mataku tidak akan bisa terpejam hingga engkau ridha.” (HR. Ath Thabarani dalam Al Ausath dan Ash Shaghir. Lihat Ash Shahihah)

Sangat jarang malaikat melaknat manusia, kecuali untuk urusan "kasur". Beware.. (hati-hati)
Seberat apapun, setiap peran yang ditetapkan Allah adalah untuk kebaikan kita. Tidak ringan, tetapi ada kebaikan jangka panjang yang Allah berikan.

Jika anak-anak melawan pada kita, tidak menurut dan sebagainya, jangan berpikir "anak ini harus diapakan".
1. Tanya dulu pada diri sendiri, apakah sudah melakukan atau belum. Misal kita bingung bagaimana agar anak mau menghapal Al Qur'an. Sebelumnya, apakah kita sudah menghapal juga?
2. Cek, bagaimana ketaatan kita pada suami.
3. Periksa, bagaimana shalatmu? Bagaimana do'amu? Kesuksesan mendidik anak bukan karena teori parenting, tips-tips mendidik anak, dan sebagainya. Tapi karena Allah ridho. So, yang harus menjadi concern kita adalah bagaimana membuat Allah ridho. Karena jika Allah ridho, Ia memberi segala yang kita inginkan.

Standar perempuan shalihah itu seperti perempuan-perempuan shalihah yang tersebut dalam Al Qur'an.

Kerangka taat dan menunaikan kewajiban / kebaikan pada suami adalah untuk mendapatkan ridho Allah. Apakah setelahnya suami semakin sayang dan cinta, itu hanyalah bonusnya.

Penuhi inventory kepala kita dengan profil dan kisah-kisah istri shalihah.

Kisah dua perempuan yang bertemu dengan Nabi Musa as adalah kisah tentang perempuan yang bekerja. Mereka bekerja karena menggantikan ayahnya yg sedang sakit. Hikmahnya: wanita harus punya alasan untuk bekerja. Dan jika bekerja, ia tidak ikhtilat (misalnya dinas luar dengan rekan lawan jenis).

Ratu Balqis : pemimpin Negeri Saba'.
➡ meninggalkan kesombongan dan mudah menerima kebenaran.

Ibunda Musa : rela berkorban untuk keselamatan anaknya (Nabi Musa as).

Kisah saudara perempuan Nabi Musa as : mengikuti peti Nabi Musa as yang dihanyutkan di sungai Nil.
➡ menggambarkan sosok perempuan yg pintar, mampu bernegosiasi dan amanah.

Hawa : berkhianat karena membujuk suaminya makan buah khuldi. Namun Hawa masuk surga karena ia bertaubat.
➡ hati2 dengan bisik-bisik kita pada suami, karena bisa sangat mempengaruhinya.

Istri Nuh : tidak percaya pada suaminya saat ia membuat perahu, menjelekkan suami di depan anak-anaknya. Beware.

Istri Luth : melanggar amanah suami. Beware.

Sarah : wanita yang sangat berharap punya anak.
➡ jika ada keinginan dalam diri kita untuk tidak memiliki anak (lagi), jangan-jangan ada yg bermasalah dengan fitrah kita.

Hajar : ibu menyusui, tidak tahu mau ke mana saat bersama Nabi Ibrahim as, ditinggal sendirian entah dimana, dan sebagainya, namun tidak banyak bertanya.
➡ jangan jadi ibu-ibu rempong.
➡ Nabi Ibrahim as hanya menjawab singkat saat Hajar bertanya. Sebagai manusia biasa, mungkin Ibrahim mau menjelaskan, tapi beliau sendiri tidak tahu apa jawabannya. Para suami seringkali semakin bingung dengan pertanyaan-pertanyaan kita.
Yang dilakukan Khadijah saat Nabi Muhammad saw bingung adalah menenangkannya, membawanya ke tempat tidur dan menyelimutinya. Bukan memborbardirnya dengan pertanyaan-pertanyaan.
▶ Hajar berlari bolak-balik antara Shafa-Marwah, pada posisi yang masih bisa mengawasi bayi Ismail. Hikmahnya adalah jika ibu bekerja, pastikan pandangan mata tetap dapat terjaga pada anak-anak kita. Sepuluh tahun pertama adalah fase sangat penting dalam menumbuhkan tauhid anak.

Zulaikha : terpesona kerupawanan Nabi Yusuf dan menggodanya.
➡ jangan merasa aman dari fitnah selingkuh atau zina. Tetap jaga diri dan mohon perlindungan Allah.

Asiyah istri Fir'aun
➡ kita tidak menanggung dosa suami, namun suami bertanggung jawab atas kita. Maka permudahlah, permudahlah suami kita. Jika suami kita zhalim, kita tetap bisa masuk surga. Tapi mungkin saja suami terganjal masuk surga karena kita.

Istri Nabi Zakaria as : istri mandul yang dapat memiliki anak dengan seizin Allah SWT.

Aisyah : difitnah, lalu minta izin pada Nabi Muhammad saw untuk keluar ke rumah orang tuanya.
➡ saat mendapat fitnah, kita jangan terburu-buru mengklarifikasi karena bisa saja isunya menjadi bola panas. Tenangkan diri dulu.

Istri Abu Lahab : mengompori suami dlm kejahatan.
➡ dukunglah suami dalam kebaikan, bukan dalam kejahatan.

Zainab : bercerai karena suami tidak mampu menaikkan dirinya, dan istri tidak menurunkan dirinya, padahal keduanya adalah orang yang sholeh.
➡ pernikahan yang tidak bisa dipaksakan karena sudah diusahakan untuk setara tetap sulit sekali.
➡ tinggikan suami di hadapan anak-anak, jangan pernah menjelekkan.

Istri Imron : banyak berdo'a selama mengandung agar dikaruniai anak yang sholeh dan menazarkannya untuk Allah SWT.

Menarik, rupanya dari semua perempuan yang disebut dalam Qur'an, tidak ada tentang wanita yang sangat menginginkan punya suami. Tidak ada keyakinan bahwa letak kebahagiaan adalah dengan memiliki suami. Simak kisah Maryam, Balqis, dan lain lain. Mereka tetap bahagia meski tidak berpendamping.

Jangan habiskan waktu berlebihan untuk pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. Memasak sampai 5 jam, menyetrika terlalu perfect, dan sebagainya. Karena kita juga punya kewajiban belajar dan berkarya (tilawah, baca kitab, baca buku, dan lain lain). Permudah pekerjaan, didik anak-anak untuk mandiri.

Tidak perlu iri sama suami. Berbuat saja yang Lillah, yg terbaik untuk Allah. Buatlah suami merasa tenteram (QS. Ar rum 21).
▶ note : cek lagi profil istri "setenang malam" dari kajian tafsir bersama ust. Herfi.

Kita tidak akan ditanya tentang berapa banyak uang kita untuk membantu suami, tapi ditanya tentang rumah suami kita. “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya".

Allaahu 'alam bi shawab.

Minggu, 21 Juni 2015

Aku Sedang Iri

Aku sedang iri
Dengan siapa?
Dengan ia yang terlihat dekat dengan Allah
Yang menjadikan setiap langkah hidupnya bernafaskan Al-qur'an
Hidupnya terlihat indah
Jalannya terlihat lancar
Meski aku tahu cobaannya begitu banyak dan berat

Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau
Itu yang membuat kita tidak pernah bersyukur dengan segala karunia-NYA
Padahal setiap dari ciptaan-NYA telah digariskan takdirnya
Semua memiliki kelebihan dan kekurangan
Semua pernah berhasil dan gagal
Semua pernah bahagia dan menderita

Namun kutahu takdir itu tidak mutlak
Karena Allah memerintahkan hamba-NYA untuk berusaha
Kutahu mereka yang berhasil meraih sesuatu,
Sebelumnya merasakan perjuangan yang berat
Menguras waktu, energi, materi, pikiran, bahkan perasaan

Cinta misalnya,
Tidak cuma-cuma Allah menganugerahkan pangeran atau putri impiannya
Sebelumnya ia tertatih-tatih untuk menjaga keistiqomahan
Dalam rangka untuk memantaskan diri
Hingga Allah percaya untuk mempersatukannya

Begitu juga dengan harta, tahta, dan kehormatan
Tidak instant ia dapatkan
Kecuali dengan cara yang bertentangan dengan ajaran-NYA

Semua orang pasti pernah berhasil dan gagal
Semua orang pasti pernah bahagia dan menderita
Namun orang yang paling beruntung adalah orang yang paling dekat dengan-NYA
Yang menjadikan-NYA satu-satunya tujuan
Yang menjadikan Al-qur'an sebagai pedoman
Bahkan selalu mengalir dalam saraf dan darahnya (hapalan dan amal)
Dan selalu istiqomah di jalan-NYA
Meski pahit dan perih
Karena kesuksesan sejati hanyalah Syurga Firdaus

Ramadhan oh ramadhan
Tarbiyahi aku, supaya aku semakin dekat dengan dia...
Dialah Al-qur'an
Untukku lebih mentauhidkan-NYA

Surat untuk Sahabat

Hai sahabat, apa kabarmu di sana?
Aku dan semesta tentunya berharap kamu selalu baik-baik saja
Semoga Allah selalu mencintaimu,
Hingga tak perlu aku khawatir dengan setiap keadaanmu

Sahabat, apakah kau ingat denganku?
Apakah kau berusaha menyapaku?
Jika iya, maafkan aku
Karena aku telah memblokir akses komunikasi kita

Bukannya aku ingin memutus tali silaturahmi
Tapi saat ini aku sedang minder
Aku lihat, semakin hari kau semakin berkembang
Kau sudah jauh melangkah mendahuluiku ke depan
Bahkan setiap hari kau berlari
Sedangkan aku, masih jalan di tempat
Di tempat ini, di mana kita memulai start bersama

Kini kau ada jauh di sana
Kini kita berbeda
Rasanya tidak pantas lagi aku untuk bersahabat denganmu

Sahabat, jika memang kau tidak mencariku
Tak apa
Mungkin itu lebih baik
Karena mungkin kau telah menemui sahabat baru yang selevel

Kini aku telah mengerti
Bahwa hidup begitu cepat berlalu
Semua datang dan pergi hanya untuk sementara
Yang abadi hanyalah DIA

Tak perlu aku merengek lagi
Untuk memintamu menjadikanku yang terbaik
Tak perlu aku kirim surat ini
Karena jika DIA berkehendak,
Hatimu akan tergerak untuk membacanya
Satu harapanku, semoga kau selalu dalam dekapan-NYA

Minggu, 24 Mei 2015

Dari Para Sahabat untuk Achmad Arbi


Bertambahnya usia bukan pantas untuk diberi ucapan selamat, namun perlu diingatkan, bahwa waktumu di dunia ini semakin sempit...
Sudah seberapa bermanfaatkah kamu bagi sekitar?
Sudah sedekat apakah kamu dengan Allah?

"Sebaik-baiknya sahabat adalah yang paling banyak mengingatkan".

Dan inilah pesan dari para sahabatmu:
“Seseorang yg bisa kita harapkan dan percayai hingga detik terakhir. Superb buat Arbi!”
(Azzam, AK STAN'09)

“Yang ane kenal, arbi orangnya juga ambil challange. Pecicilan, tapi selalu ada energi buat nyematin orang lain. Yang berarti juga selalu ada energi buat menyemangti dirinya..
Selamat milad ya bi...semoga semakin dipermudah urusannya sebgaimana selama ini banyak memprmudah urusan ane...hehe”
(Akrim, MS ITB'09)

"Arbi barakallahu fi umrik. Bagi ane, ant sosok yang shaleh dan selalu berani ngambil tanggung jawab lebih. Itu menginspirasi dan bermanfaat buat banyak orang. :)
Semoga Arbi bisa selalu jadi harapan banyak orang, sumber ketenangan dan kedamaian, ilham untuk senantiasa berbuat baik serta senantiasa menjadi sumber kebahagiaan dimanapun dan kapanpun termasuk di keluarga.
Sukses terus ya By setiap pencapaian hidupnya :)"
(Fahmi, TK ITB'09)

"Arbi, msh ingat perjuangan masa muda? Ada barang yg ketinggalan di pusdikpassus.. Barang yg ga bs diambil, tp klo kesana tetap bs dinikmati.. hh.. Setiap kerja ikhlas n tuntas, meninggalkn bekas yg indah..
#tetap santai & berkualitas bro..”
(Khairun, PL ITB'09)

“Bi, I love u. Meski cinta aing ga setulus dewi, tp aing selalu kangen masa2 pagi siang sore malem di depan tv dan di kamar maneh.
Selalu semangat bi. Tegakkan pundak, kuatkan lutut dan hati untuk mencari beras dan sebongkah berlian demi dewi.
Sidang TA mah gampang buat maneh. Siapkan bulpen buat ttd ijazah, siapkan wajah ganteng buat poto bareng wisuda.”
(Badawi, Si ITB'09)

[secret message]
(Umi, EL ITB'09)

[special message]

(Teguh, Bio ITB'09)


Selamat hari lahir bro Arbi. Semangat ya beresin TA nya. Seperti semangat kita waktu membantai kau di gambar itu :-P
5 tahun yang lalu di hari yang sama
(Azka, MA ITB'09)

“Semoga bahagia dunia akhirat selalu bi,, cepet dapet momongan, dan bisa jagi agen yg jualan change,,,
Aku ga ngucapin selamat ulang tahun bi, karena sesungguhnha yg ga ngucapin selamat itu lah yang sebenernya ngucapin selamat”
(Widi, MS ITB'09)

"Kaka arbi semoga makin ganteng, selalu dibukakan pintu rezekinya, selalu dibimbing hidupnya sama Allah. Aamiin"
(Fuad, Ose ITB'10)

“Selamat ulang tahun Arbi
Semoga segera mencapai gelar sarjana
Sukses karier dan pekerjaannya
Dan bahagia kehidupan rumah tangganya
Jangan lupa ngasih ponakan buat anak Gang IV dan jangan lupa diisi bukunya”
(Verry, Fi ITB'09)

“Selamat ulang tahun yg ke-24, Arbii !
Makin sukses dan bahagia selalu~ Semangat untuk sidang dan kerjaannya ! Cepet2 ngasih ponakan untuk kita dong biar ntar bisa naik gunung bareng ponakan :3”
(Nia, KL ITB'09)

“Kakk
Met milad kak
Smoga semakin barokah usianya, menjdi imam yg baik dan sholeh
Cepet kasih ponakan ke kita2 ya kkak”
(Indah, Fi ITB'10)

“Met milad arbi , mudah2an sisa umurnya barokah , tugas akhirnya lancar cepat wisuda dan cepat jadi ayah .., hehe ...”
(Yoga, EL ITB'0)

“Selamat hari lahir arbi. Semoga makin supel dan berpikir tenang. Tetap bisa mendengarkan pemikiran orang lain. Zukzez dunia akhirat”
(Yusuf, Si ITB'09)

“Selamat ulang tahun Arbi..
Semoga semakin dekat kepada Allah, sukses dunia dan akhirat, serta bahagia dalam kesuksesanmu. Aamiin..”
(Ita, MA ITB'09)

“Oioi arbi. Wilujeung tepang taun. Semoga tetep jadi orang yang baik dan bisa lebih baik lagi. Semoga sukses dan lancar ya bi sidangnya. たんじょうびおめでとう アルビあにき! (selamat ulang tahun kakak arbi)”
(Ugun, MA ITB'09)

“Arbiii, wilujeng milad
Barakallah
Semogaa lancar sidang dan kerjaannya
Sehat selaluu
Semakin samara kaluarganya
Aamiinn”
(Doni, Fi ITB'07)

“Arbi, wilujeung teupang taun. barakallah fii umrik ya bii. Semoga Allah memberikan barokah di tiap jatah usia yg telah dihabiskan dan yang akan dilalui. Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat di setiap langkah arbi dan keluarga. Setiap urusan itu sudah punya skenarionya masing2, semangat TA dan urusan lain lainnya. Semoga Allah senantiasa berikan kelancaran. Inna ma'al usri yusyraan!”
(Syifa, FKK ITB'08, Apt ITB'12)

“Selamat milad Arbi, barakallah fii umrik..semoga semakin keren, lapang rezekinya, lancar kerjaannya, segera lulus, jd ayah dan imam yg baik utk Dewi hahaha.. sukses bro!”
(Aldi, KL ITB'09)

“Selamat milad bungbro, semoga sisa umur semakin berkah, makin matang oleh pengalaman. stay young and gopreneur!”
(Hadiyan, Fisip UNPAD'09)

“Kong Arby! Pakabar? Moga di jatah hidup nyang makin nipis ini kehidupan makin kereng benderang dan makin bijak wae dalam kehidupan. Sukses sidangnye! Ditunggu gelar sarjananye biar kite UKB bisa syukuran makan2 :)”
(Zia, UKB ITB)

“Kong, lu pasti kaga kenal gua ya. Kasian banget emang gua, tapi gapapalah yg penting lu bahagia karena udeh mau sidang dan lagi ulang tahun sekarang. Selamat ya semoga berkah hidupnye”
(Lutfi, UKB ITB)

“Kong arby selamet ultah kong. Semoga sekolanya cepet kelar kong”
(Aliy, UKB ITB)

BarakaLlah fii umrik kong Arbi, makasih atas bimbingan selama di ukb, kong arbi juga yang ngenalin keseruan ukb. Semoga dihari yang berbahagia ini tercapai segala harapan dan mimpi-mimpi kong Arbi, semoga lancar kuliahnya semoga keluarganya jadi sakinah mawwadah warrahmah, dan disisa umurnya bisa membawa keberkahan. Kalo ada doa lagi, sekarang saatnya kong, dika amini dari kejauhan”
(Dika, UKB ITB)

Kong, selamat panjang umur. Sukses selalu. Salam selamat dari masa ukb lainnya”
(Qolbun, UKB ITB)

“Barokalloh umurnya arbi
Semoga dengan bertambahnya usia, menjadikan diri kita insan yang mulia, semakin disayang Allah dan menyayangi Allah
Semoga umurnya berkah, segala urusan d permudah, bahagia dunia akhirat dengan keluarga dan temen2 terdekatmu..
Jgn tunggu dunia untuk membuatmu tersenyum dan berubah..
Tapi tersenyum dan lakukan perubahanlah untuk dunia yg lebih baik 😊”
(Sofi, FKK ITB'09, Apt ITB'13)

“Barakallah umurnya bi, makin keren, makin bijak dan moga jd pemimpin keluarga yg adil :)”
(Halim, MG ITB'09)

“Arbi suami dewi, met milad ya, tanggalnya samaan kayak rara tgl 23 👍, barakallah fii umurik, semoga semakin baik dari hari ke hari dlm setiap peran yg diemban. jagain dewi yaa... dewi adalah bidadarinya arbi di dunia dn surga, aamiin 💐💐💐”
(Wulan, Ki ITB'09)

“Selamat ach!
Sanah hilwah. Jangan bosen2 berjuang jadi orang baik, jadi suami, jadi calon bapak, dan jadi calon penghuni surga nantinya.
Semoga berkah semuanya dan dilimpahkan kebaikan.
Salam hangat penuh semangat.”
(Chami, STF ITB'09)

“Teruntuk akhi arbi yg sedang milad
insyaAllah ujian2 yg Allah kasih ke kita itu untuk menguatkan kita agar bisa terus berjuang di kemudian hari, urg yakin ente bakal jadi org jadi bi yg bisa menebar manfaat dan pelindung buat org2 lemah dan membutuhkan

semangat , urg ga sabar dapet berita ente beres sidang bi 😁😁”
(Fakhry, MT ITB'09)


"Brader, barakallahu fii umrik!! Semangat buat mendapat 0.5 ST lagi!
Suami Teladan ->
Sarjana Teknik -> ..."
(Aldi, ME ITB'09)

"Semangat arbi, lulus juli!, jangan lupa dateng ya ke acara gw. Semoga makin jadi suami yg selalu bisa diandalkan oleh dewi"
(Yazid, Ose ITB'09)

"Semangat by, ada Allah dan dewi di samping Arby 😁. Semoga lancar kerjaan sama sidang. Jangan mudah menyerah dan putus asa. Berkah untuk semuanya. Aamiin"
(Mirra, TK ITB'09)

“Arbi suami Dewi,
Barakallah fii umrik
Semangat buat sidang n tugas2 lainnya ya :D
Ayo trus smngt n selesai tugas2nya, kan mau ada Arbi n Dewi junior :D
Barakallah buat semua urusannya ✨✨✨”
(Shuffah, TL ITB'09)

“Waktu berjalan begitu cepat, tanpa disadari sisa usia semakin berkurang. Di usia yang ke 24 ini, semoga semakin bertambah? kedewasaanmu, semakin dikuatkan pundakmu, semakin dicinTAi sesamamu dan tercapai cita-citamu. Selamat Milad Kak Arbi 😊.. Selamat memperjuangkan cinTA 👊 Fighting & keep strong !”
(Athia, Polban'10)

“Assalamualaikum arbi. Selamat ilang tahun. Semoga sisa umur yg ada bisa dimanfaatkan dengan lebih baik lagi dan semoga Allah selalu memberikan keberkahan untuk Arbi dan Dewi sekeluarga.. oya semangat jg menuju sidang akhir, semoga diberi kemampuan untuk menghadapinya..”
(Afina, Bio ITB'09)

“Semoga dengan bertambahnya usia menjadikan Arbi insan yang mulia, semakin disayang Allah dan menyayangi Allah, semakin umurnya berkah, pahalanya bertambah, segala urusan dipermudahkan Allah, dapat membentuk keluarga yang hidup di jalanNya..
Wish you Happy Birthday, Arbi.. no doubt another year of life is blessing from Allah”
(Puput, EL ITB'09)

“Barakallhu fii umrik arbi. Semangat jadi suami dan calon bapak hebat nan shaleh ya !
Selamat mengumpulkan bekal bersama istri tercinta menuju RidhaNya ~~~
#DemiMasa!5perkaraSbelum5perkara#”
(Dayu, Ki ITB'09)

“Barakallah arbi, semoga selalu menuju perbaikan,aamiin
Semangat terus!”
(Joko, Bio ITB'09)

Barakallah arbii,
Smoga snantiasa dilindungi Allah SWT
Dilancarkan urusannya, dimudahkan rezeki nya..
arbi,dewi, dn dede bayi nya sehat terus,
Smangat sidangnyaa..smoga sgala proses juga hasil nya berkah arbii..
Smga keluarga dewi dn arbi berlimpah rahmat Allah SWT :)
Salam,
Seny
(Seny, TL ITB'09)

“Semoga Allah mudahkan prosesnya Arbi, menjadi sarjana, ayah, suami, anak, seluruhnya, semoga apa2 yang kamu usahakan dalam kebaikan Allah midahkan dan mampukan
It's getting closer, just hope on Allah, and let Him do the last part, decision
BarakAllah :))”
(Zae, AR ITB'09, PL ITB'14)

“"Dan akhirnya, smua org akan mnuju Allah stelah matinya. Namun, brbahagialah org yg tlah mnuju Allah sejak masih dlm hidupnya." (Sayyid Quthb)
Baarakallaah Arbi,
semoga setiap langkah yang Arbi (dan Dewi) tempuh senantiasa berada dalam keberkahan dan keridhoan Allah, aamiin..”
(Ami, TL ITB'09)

“Baarakallahu fii umrik arbi.
Semangat memperbaiki diri untuk menggapai ridho Allah di sisa usia yg tersisa ini.
Semoga Allah memperkuat pundak arbi untuk Allah berikan amanah-amanah baru di dalam hidup.
Semoga arbi dan dewi selalu Allah berkahi dengan rahmat dan rahim, di dunia dan akhirat.
Tetap semangat memperbaiki diri, kemudian menginspirasi :)”
(Bonita, Ki ITB'09 dan Erwan, DP ITB'07)

“Barakallah, Arbi! Semoga sisa umur Arbi adalah umur yang berkah, umur yang bermanfaat, dan dapat mengantarkan Arbi dan Dewi sekeluarga menuju jannah dan ridha-Nya.
Kata Anis Matta, cinta adalah memberi.
Kata Ahmad Dhani, cinta adalah misteri.
Kata Dewi Lestari, cinta adalah interaksi.
Saya suka konsep yang pertama. Cinta adalah memberi. Memberi apa? Apapun yang menumbuhkan. Apapun yang menguatkan. Apapun yang menyelamatkan.
Selamat berjuang, Arbi!
Life is short. And the success which you search for your whole life calls you five times a day. Jangan pernah tinggalin shalatnya. Jangan pernah. Ada Dewi dan diri sendiri yang harus Arbi pimpin :)”
(Irine, TL ITB'09)

“Arbi.. Barakallahu fii umrik.. Semoga Allah senantiasa merahmati.. Semoga tiada yg bertambah selain kebaikan.. Semoga semakin bijak dalam menjalani perjalanan cinta dgn Dewi, tetap menjadi yg terbaik bagi Dewi :)
Semangat kerjanya karena Allah dan Dewi :)
Semoga setiap pengorbanan berbalas tambahan pahala yg mengalir memberatkan timbangan amal shaleh, sebaik-baik bekal untuk kehidupan akhirat..
Semangat mempersiapkan sidang juga.. Semoga Allah memberi kemudahan dan kelancaran serta melapangkan hati agar ringan dan bahagia menjalaninya..
“Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Tetaplah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu.” (Alm. Ust Rahmat Abdullah)
Life is surely getting harder.. If there is a reason to keep going and stay strong, it is Allah..
May Allah fill your life with endless happy moments, countless wonderful surprises,
and infinite success both in this Dunya and in the Akhirah..
Milad mubarak Arbi.."
(Nida, TI ITB'09)

Itulah do'a, nasehat, dan harapan dari mereka untukmu. Barakallaahu fii umrik, my navy... <3

Mari sedikit menengok masa lalu, untuk lebih kuat menyongsong masa depan:
http://dewikusumapratiwi.blogspot.com/2015/05/sekilas-tentang-arbi.html
(Open, please!)