(Sambungan dari tulisan: http://dewikusumapratiwi.blogspot.co.id/2018/01/cerita-kelahiran-baby-adnan-part-3.html)
Mungkin itu yang dinamakan cemburu. Abang Zahran yang secara tiba-tiba menangis tanpa sebab, diantar oleh mama mertua saya memasuki ruang persalinan. Dia seperti mencari saya, namun tahu kalau saya sedang tidak bisa memeluk dan menggendongnya. Saat itu saya sedang IMD bersama Baby Adnan. Abang Zahran digendong oleh papanya dan dikenalkan kepada adiknya. Butuh proses untuk itu.
Mungkin itu yang dinamakan cemburu. Abang Zahran yang secara tiba-tiba menangis tanpa sebab, diantar oleh mama mertua saya memasuki ruang persalinan. Dia seperti mencari saya, namun tahu kalau saya sedang tidak bisa memeluk dan menggendongnya. Saat itu saya sedang IMD bersama Baby Adnan. Abang Zahran digendong oleh papanya dan dikenalkan kepada adiknya. Butuh proses untuk itu.
Malam itu kami menginap di rumah persalinan. Abang Zahran cukup rewel. Meskipun jam 8 dia sudah tidur karena kecapekan, namun sebentar-sebentar bangun dan menangis. Saya tahu persis dia ingin tidur bersama saya. Akhirnya, yang tadinya dia tidur di sofa bersama mama mertua dan adik saya, pindah ikut saya ke ruang nifas. Di sana ada 2 kasur single dan 1 box baby. Kondisinya, Baby Adnan tidak mau ditaruh di baby box, dia menyusu terus. Saat itu saya juga sedang kepayahan karena menahan rasa sakit kontraksi nifas yang saya rasakan lebih sakit daripada pasca melahirkan Abang Zahran dulu. Sepanjang malam itu, saya dan suami sama-sama tidak bisa tidur.
Jam 2 dini hari, kami memutuskan untuk pulang ke rumah karena di sana tidak kondusif. Seharusnya saya dan Baby Adnan belum boleh pulang karena saya belum cek pendarahan dan Baby Adnan belum dimandikan. Namun Abang Zahran terlihat tidak nyaman tidur di sana. Kalaupun diajak pulang tanpa saya pasti tidak mau. Sehingga kami memutuskan untuk pulang semua dan meminta maaf kepada asisten bidan yang saat itu sedang sibuk membantu proses persalinan orang lain.
Sesampai di rumah, Abang Zahran mau tidur dengan pulas karena bisa 1 ranjang lagi dengan saya. Keesokan harinya pun eyang dan pamannya datang dari Jakarta. Rumah semakin ramai dan dia ada teman main baru. Saya pun sangat merasa terbantu karena ada yang masak, mengurus baby dan seluruh pekerjaan rumah. Saat itu kondisinya mereka semua sedang liburan akhir tahun. Saya jadi bisa fokus mengurus diri sendiri, ASI eksklusif dan Abang Zahran yang sedang manja (mandi dan makan harus sama saya).
#day4 #30DWC #30DWCjilid11 #writingchallenge #tantanganmenulis #menulis #menulisonline #StoryofAdnan #StoryofZahran #CeritaKelahiranBabyAdnan #part4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar