Semasa kecilku, aku tinggal di sebuah kampung. Kala itu, aku dan teman-teman sebayaku rajin sekali pergi ke Masjid. Sholat maghrib berjamaah, tilawah bersama, bahkan belajar bersama di Masjid. Masjid menjadi hidup oleh kami. Kegiatan remaja masjid pun aktif.
Aku dididik dengan agama Islam. Aku bersekolah di SD Islam. Menjalankan rukun Islam dan tidak melakukan dosa besar, itulah prinsip hidup keluargaku. Namun kami belum mengenal Islam secara kaffah. Tilawah Al Quran hanya sekedar tilawah, tanpa mempelajari arti dan tafsirnya. Saat itu, aku tidak tahu kalau jilbab itu wajib, pacaran itu maksiat, dan banyak lagi hal yang diatur dalam Islam yang tidak aku ketahui.
Namun aku selalu terjaga. Mungkin karena pertolongan Allah juga. Semasa kecilku, aku fokus dengan akademik. Maka wajar jika aku selalu menjadi juara kelas. Aku juga aktif bermain bersama teman-temanku yang membuat jiwa kepemimpinanku terbentuk. Aku sering mengajak mereka olahraga, main badminton, main di sawah sambil belajar dan menjaga padi kakek dari burung, main di sungai, dan bersepeda ke desa sebelah. Alam bagus untuk tumbuh kembangku saat itu. Hingga saat aku berusia 11 tahun, aku dinyatakan sembuh dari penyakit asma akut yang menggerogotiku sejak bayi.
Lalu aku pindah ke Jakarta. Aku meninggalkan masa kecilku, kampungku, dan teman-teman lamaku. Suasananya memang berbeda, namun di sana lah aku tumbuh menjadi dewasa. Meskipun jauh dari alam, aku dekat dengan kajian. Di SMA aku mulai mengenal Islam secara perlahan. Banyak hal baru yang aku ketahui dan membuatku berubah. Aku mencoba menjalani hidup sesuai syariat Islam, salah satunya dengan mulai berhijab. Hingga aku kuliah, aku tetap mengikuti berbagai kajian yang membuat semakin luas wawasanku.
Suatu hari aku pulang kampung. Aku menengok kampung tempatku tumbuh di masa kecilku dulu. Ada yang berbeda, yang membuatku sedih. Aku melihat Masjidku yang dulu selalu ramai menjadi sepi. Aku tidak melihat anak remajanya sibuk dengan kegiatan positif bersama lagi. Bahkan jangankan suara tilawah, suara adzhanpun jarang aku dengarkan. Senja menjadi gelap dan sepi. Ke mana kah anak-anak kecil di masaku dulu? Ke mana kah remaja-remaja Masjid itu?
#day21 #30DWC #30DWCjilid11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar