About me

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Instagram: @dewikusumapratiwi Facebook: https://www.facebook.com/dewi.kusumapratiwi

Kamis, 07 Februari 2013

Jangan Ucapkan Selamat Padaku, Aku Hanya Butuh Do'a yang Tulus

Hari ulang tahun (milad), hari di mana orang selalu mengucapkan "selamat ya?"
Hari yang sangat aku tunggu-tunggu karena aku mendapatkan banyak kado dari teman-teman dan saudara-saudara. :-)
Sejak kecil, aku selalu mendapatkan ucapan, "selamat ulang tahun dewi, semoga panjang umur". Pada suatu saat (aku lupa kapan, yang pasti aku masih SD), aku protes sama ibu dan tante, "kok tiap tahun didoakan panjang umur sih? Kapan aku matinya?" Entah karena masih polos atau aku sudah merasakan lelahnya hidup. Namun hari ulang tahun tetaplah menjadi hari yang aku tunggu karena aku mendapatkan kado dari orang-orang terdekat. ;-)

Saat ini, aku sadar kalau setiap tahun usiaku bertambah, yang artinya jatah waktuku di dunia ini semakin berkurang, yang artinya kesempatanku untuk memperbaiki diri juga semakin berkurang. Seharusnya orang-orang turut berduka, bukan malah memberikan selamat.
Pada waktu tingkat I kuliah (TPB), pada saat H-1 hari ulang tahunku, aku diajak seorang sahabatku yang bernama dian Andriani, "Dew, besok ulang tahun kamu. Malam ini kita bermuhasabah yuk. Aku juga mau ikutan do'ain kamu". Huhuhu, pelajaran yang sangat berarti, dan ukhuwah yang sangat berarti, serta cinta yang sangat berarti. T_T "Dian, aku sayang kamu karena Allah". Pada malamnya pun aku melaksanakan shalat tahajud dan bermuhasabbah dari jam 12 malam. Dian pun menemaniku. T_T

Memperingati hari ulang tahun, memang di Al-qur'an tidak ada petunjuknya. Yang menurutku hukumnya mubah selama kita tidak merayakannya dengan kegiatan-kegiatan yang menyerupai kaum kafir sehingga hukum mubah itu menjadi haram. Malahan kita bisa menjadikan mubah menjadi pahala, seperti yang diajarkan Dian, misalnya. Sebaiknya kita memang banyak bermuhasabbah, "apa saja yang telah kita lakukan selama sekian tahun yang lalu?" "Dosa apa saja yang telah kita lakukan selama sekian tahun yang lalu?" "Kebaikan apa yang belum kita lakukan selama ini?" "Sekian tahun ini kita udah ngapain aja?" "Amal baik kita apakah lebih banyak daripada dosa kita?" dll. Dan setelah itu kita berdo'a kepada Allah supaya diistiqomahkan dalam kebaikan, di sepertiga malam terakhirnya, saat Allah langsung turun ke bumi untuk mencaris etiap hamba-NYA yang memohon ampunan akan diampuni dan yang berdo'a akan dikabulkan. Karena istiqomah itu adalah hal yang paling sulit. Lebih sulit daripada memulai suatu kebaikan. Sedangkan keistiqomahana adalah adalah penentu akhir hayat kita akan seperti apa. Maka berdo'a supa kita istiqomah adalah do'a yangs ebaiknya tidak kita tinggalkan.

Muhasabbah, mata ini pasti akan mengalirkan hujan air mata, di mana setiap waktu, hanyalah dosa yang raga ini lakukan. T_T
Muhasabbah tentunya bukan hanya dilakukan setiap tahun, namun setiap hari, setiap malam, setiap selesai shalat, bahkan setiap saat. Muhasabbah adalah sarana untuk kita berinstropeksi diri, merengungi dosa-dosa yang telah dilakukan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Maha Suci Allah yang sangat baik, selalu memberikan kesempatan hamba-Nya untuk bertaubat. Bahkan hanya dengan istighfar, maka dosa kita akan digugurkan. Namun taubat terbaik tentunya adalah taubat nasuha (taubat dengan azzam tidak akan mengulangi lagi kesalahan-kesalahannya). Allaahu 'alam. MAHA SUCI ALLAH.

Ketika kita lelah menjalani kehidupan ini, ketika kita merasakan bahwa hidup ini berat, ketika kita merasa tak mampu lagi untuk menghadapi cobaan dan menanggung beban hidup ini, kita akan selalu merindukan syurga. Yah, rasanya ingin istirahat saja di syurga. Namun, untuk menuju ke sana, kita akan mengalami proses kematian. Dan, kematian itu menyakitkan. "Tidak ada kematian yang tidak menyakitkan". Itu adalah kutipan tausiyah dari teman mentoringku. Ia menceritakan tentang Rasulullah. Katanya meninggal itu seperti dikuliti (Allahu 'alam karena aku belum pernah meninggal). Yang pasti, Rasulullah sampai menyebut umatnya 3X karena saking cintanya beliau kepada kita (umatnya). Rasulullah saja, manusia terbaik, mengalami kesakitan ketika meninggal, apalagi kita?
(yang mau tau cerita lebih rincinya, silakan baca sirah (sejarah atau biografi) rasulullah).
Namun setelah kematian, apakah pasti kita langsung akan masuk syurga? Jangan-jangan disiksa dulu di alam kubur, jangan-jangan dicuci dulu di neraka. T_T Allahu 'alam, kita hanya bisa berusaha dan berdo'a supaya mati syahid atau minimal meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, diberikan kemudahan di dunia dan di akhirat, dibebaskan dari siksa kubur dan dilindungi dari api neraka, serta dimasukkan ke dalam syurga-NYA.
Yah, ketika nabi Adam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi dari syurga (QS. Al-Baqarah 30-52), Allah berfirman "Turunlah kamu dari syurga! Kemudian jika benar-benar datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa mengikuti petunjuk-Ku, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati" (QS. Al-Baqarah: 38)
Petunjuk dari Allah itu jelas adalah Al-qur'an. Dan memang seharusnya kita membaca, mentadaburi (mempelajari / mendalami), dan mengamalkannya. (Ini adalah nasehat untuk diriku sendiri pada khususnya)

Kado, memang sebagai tanda ukhuwah (persaudaraan, persahabatan, silaturahmi). Selain itu juga sebagai salah satu dari bentuk rasa sayang dan cinta kepada saudara, sahabat, orang tua, dll.
“Hendaknya kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Al Bukhari)
Namun, apakah ukhuwah dan cinta hanya diungkapkan ketika milad saja?

Do'a, kenapa do'a harus diumbar2? bukankah salah satu do'a yang dikabulkan adalah do'a yang tidak diketahui oleh yang dido'akan? Do'a yang tulus dan ikhlas ditujukan untuk saudaranya tersebut.
“Sesungguhnya do’a seorang muslim kepada saudaranya di saat saudaranya tidak mengetahuinya adalah doa’a yang mustajab (terkabulkan). Di sisi orang yang akan mendo’akan saudaranya ini ada malaikat yang bertugas mengaminkan do’anya. Tatkala dia mendo’akan saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut akan berkata: Amin. Engkau akan mendapatkan semisal dengan saudaramu tadi.” (HR. Muslim)

Sahabat, aku sangat senang mendapatkan hadiah, kasih-sayang, dan cinta dari kalian. aku sangat bersyukur. Namun, kado dan ukhuwah terbaik yang pernah aku rasakan adalah do'a-do'a tulus kalian yang pernah kalian berikan ke aku. Yang memang tidak nampak nyata tapi aku sangat merasakannya. Bahkan mungkin, sebagian dari kesuksesanku selama ini, hidayah yang aku terima selama ini, sembuhnya aku dari penyakitku yang bahkan saat itu dokter memvonis aku tidak akan pernah bisa sembuh, dan ketika aku sakit yang lain kemudian sembuh, salah satu perantaranya adalah do'a-do'a dari orang-orang yang tulus, kedua orang tuaku, dan kalian para saudara dan sahabatku. Aku sangat percaya dengan kekuatan do'a. Do'a dari orang-orang yang aku cintai dan atau mencintaiku yang tulus dan sungguh-sungguh. :-)

Sahabat, keinginan dan harapan terbesarku adalah:
"Aku selalu istiqomah dalam kebaikan hingga aku meninggal dalam keadaan khusnul khatimah, menjadi sebaik-baiknya manusia, menjadi bagian dari solusi permasalahan umat, dan menjadi golongan dari umat terbaik di akhir zaman":-)
Dan kado terbaik dari kalian adalah jika kalian sudi mendo'akan aku itu dengan tulus. :-)

Jazakumullaahu khairan katsiran untuk setiap kebaikan kalian selama ini. :-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar