Mentari Bernyala di sini
Di sini di dalam hatiku
Gemuruh apinya di sini
Di sini di urat darahku
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangimu
Bernyala di dalam hatiku
Hari ini hari milikku
Juga esok masih tebentang
Dan mentari kan tetap bernyala
Di sini di urat darahku
Di sini di dalam hatiku
Gemuruh apinya di sini
Di sini di urat darahku
Meskipun tembok yang tinggi mengurungku
Berlapis pagar duri sekitarku
Tak satupun yang mampu menghalangimu
Bernyala di dalam hatiku
Hari ini hari milikku
Juga esok masih tebentang
Dan mentari kan tetap bernyala
Di sini di urat darahku
Mendengarkan lagu ini, membuatku merenung dan meneteskan air mata.
T_T
Lagu ini yang telah menyambutku ketika aku masuk kampus tercinta ini, di mana saat itu aku disambut dengan kata-kata "Selamat datang putra-putri terbaik bangsa". Muncul berbagai keidealismean dalam benakku, banyak yang ingin aku capai di kampus perjuangan ini: IPK cumlaude, kenal dengan sebanyak-banyaknya orang, berkontribusi di himpunan, berwirausaha dan menciptakan lapangan pekerjaan, lulus segera, dan kontribusi untuk Indonesia pasca kampus.
Namun, seiring berjalannya waktu, keidealismean itu mulai terkikis. Banyak cobaan, banyak masalah, banyak rintangan, dan banyak godaan. Sempat aku labil dan tidak konsisten dengan apa yang ingin aku capai. Namun, lagu ini mengingatkanku kembali pada semua itu.
Muncul banyak pertanyaan renungan:
"Udah ngapain aja aku selama di kampus ini?"
"Kontribusi apa yang udah aku berikan untuk kampus ini?"
"Kebaikan apa saja yang sudah aku berikan untuk Indonesia?"
"Sudah seberapa manfaatkah aku untuk kampus ini dan untuk Indonesia?"
T_T
Yah, aku merasa belum berbuat apa-apa, aku belum banyak berbuat untuk kampus ini dan untuk Indonesia. Keegoisan semata yang aku lakukan selama ini. Meskipun aku berorganisasi, meskipun aku berhimpun, dan meskipun aku banyak melakukan hal namun aku merasa masih kurang, masih sangat kurang. Ilmu yang aku peroleh juga masih sangat kurang.
Betapa sulitnya memperjuangkan untuk dapat masuk ke dalam kampus ini, maka setelah keluar pun aku harus membawa banyak hal, membawa banyak bekal, dan dapat memberikan banyak kebermanfaatan dari kampus ini.
Suatu hari nanti, insya Allah lagu ini yang akan mengantarku pula untuk keluar dari kampus ini. Namun aku ingin keluar dari sini dengan perbekalan yang cukup. Untuk Tuhan, bangsa, dan almamater.
Aku pikir masih ada waktu untuk aku belajar dan menimba banyak ilmu di kampus ini. Ilmu-ilmu yang mungkin sudah diperoleh kakak-kakak seniorku atau teman-temanku atau bahkan adik-adik tingkatku; ilmu-ilmu yang tidak semua orang tertarik padanya; serta ilmu-ilmu yang tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk memperolehnya. Aku masih ingin belajar, menimba sebanyak-banyaknya ilmu di sini, dan memberikan kontribusi semaksimal yang aku bisa.
Tentang lulus cepat, insya Allah semester ini beban SKS kuliahku selesai (semoga mata kuliah yang aku ambil di semester ini lulus semua), tinggal TA 2. Rencana awal aku ingin mengambil TA 2 di SP supaya aku dapat mengejar wisuda Oktober 2013. Namun, sepertinya aku belum siap untuk menghadapi dunia pasca kampus dengan bekal seperti ini. Ada banyak hal yang masih ingin aku lakukan di kampus ini. Banyak, bukan hanya satu. Yang pasti, aku ingin mempersiapkan bekal. Dan bekal itu yang harus aku miliki untuk menghadapi dunia pasca kampus dan memberikan kontribusi terbaik untuk Indonesia.
Yah, "setiap dari kita adalah bagian dari perubahan". Setiap dari kita adalah kuas-kuas yang akan melukis Indonesia. :-)
(aku kutip dari salah seorang tokoh kampusku saat ini yang sangat menginspirasiku)
Aku ingin berusaha menjadi "kuas" yang dapat melukis dengan warna cat terbaik. Dan mulai saat ini aku akan mencari cat dengan warna terbaik tersebut. :-)
Berjuta rakyat menanti tangan ini, namun aku masih perlu bekal untuk menghadapi mereka.
Dan bekal itu akan aku timba di kampus ini, salah satunya adalah dengan cara ber-KM ITB. :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar