Kutinggalkan keluargaku di pagi buta, demi aku tidak terkena macet jalanan. Kuabaikan pelayananku terhadap suamiku, demi aku tidak dimarahi bos. Kulupakan perhatianku terhadap anakku, demi tugas supaya aku segera naik jabatan. Ah, lagian aku gak payah-payah amat. Gajiku lebih dari cukup untuk sekedar menyewa pembantu yang dapat mengurus rumah tanggaku. Ada baby sitter profesional yang dapat menjaga anak-anakku. Juga ada daycare dan sekolah bagus yang bisa menggantikan peranku untuk mendidik anak-anakku.
Aku senang menerima bonus, entah darimana asalnya dan apa hukumnya. Aku suka belanja dengan cicilan, asal bunganya ringan. Memang aku pernah membaca dalil tentang riba, namun kucari dalil-dalil yang dapat mematahkannya. Aku lakukan semua itu supaya aku tidak ketinggalan zaman, tidak direndahkan orang, dan demi prestise di hadapan teman-teman. Toh itu semua sudah menjadi hal umum masa kini. Merekapun melakukannya.
Al Quran usangku kini telah berdebu. Aku tidak lagi sempat menyentuhnya, apalagi membacanya. Hadir di majelis ilmu bukan lagi prioritas, karena week endku hanya untuk istirahat dan refreshing. Google menjadi andalanku untuk mencari pembenaran. Untuk shalat dhuha, aku tak ada waktu lagi seperti dahulu. Dan terlalu lelah ragaku untuk bangun shalat tahajud. Aku terlalu sibuk berlari mengejar dunia yang entah di mana ujungnya.
Wahai fatamorgana dunia,
Aku lelah
Lelah untuk terus berlari mengejarmu,
Karena kau terasa tak pernah ada ujungnya...
Yang membuatku rela melakukan dosa,
Meninggalkan kewajiban,
Mengabaikan kalam,
Bahkan menerlantarkan diriku sendiri dan orang-orang yang aku sayang...
Aku lelah
Karena hidupku ini kau atur-atur
Kau paksa aku untuk terus berlari mengejar targetmu
Padahal kaupun akan sirna jua...
Kini aku ingin mengundurkan diri dari perbudakanmu...
Karena aku ingin kembali pada-Nya yang Maha Setia...
Berlarilah mengejar akhiratmu, maka dunia akan berlari mengejarmu.
“Barangsiapa yang kehidupan akhirat menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah akan meletakkan rasa cukup di dalam hatinya dan menghimpun semua urusan untuknya serta datanglah dunia kepadanya dengan hina. Tapi barangsiapa yang kehidupan dunia menjadi tujuan utamanya, niscaya Allah meletakkan kefakiran di hadapan kedua matanya, dan mencerai-beraikan urusannya, dan dunia tidak akan datang kepadanya, kecuali sekedar yang telah ditetapkan untuknya.” (H.R. Tirmidzi)
#day28 #30dayswritingchallenge #30dwcjilid9 #squad7 #fightersquad7 #tulisanbertema #berlari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar