Dulu aku pengen masuk FK-UI karena pengan jadi dokter spesialis penyakit dalam. Segala ujian masuk FK-UI aku ikuti, dengan usaha & kemampuanku. Namun ternyata Allah menempatkanku di FMIPA ITB. Tadinya di FMIPA ITB berniat cuma mau 'mampir', belajar di TPB dan tahun depan daftar lagi di FK-UI. Namun di sini aku menemukan banyak hal baru dan temen2 baru. Lalu di semester 2 ada pengenalan prodi & himpunan. Pas lagi ada acara workshop himafi, aku diajakin sama kakak tingkat buat ikutan, lalu di sana ketemu dg salah seorang profesor dari KK Biofisika-Nuklir. Aku menceritakan tentang mimpiku di workshop itu sampai usai acara itu, aku menemui beliau. Beliau sangat membuka wawasan dan motivasi. Kata beliau, dari Fisika ITB bisa melanjutkan ke sana --> artinya mimpiku itu gak harus diraih dari bangku FK-UI. Bisa via Fisika ITB. Aku diarahkan untuk masuk KK biofisika dengan mengambil beberapa mata kuliah yang berhubungan di luar prodi ex. biologi & Farmasi. Dengan pengaryaan yang kubuat, beliau bisa merekomendasikan lanjut ke S2 & S3 kedokteran (hanya ada di Jepang & US) dan dg waktu sekitar 7 tahun bisa pulang ke Indonesia membawa gelar dokter spesialis (S3).
Ketika di Fisika, aku mengalami banyak kesulitan. Memang sebenarnya aku tidak suka pelajaran Fisika. Bahkan ketika masuk ITB, pelajaran yang banyak menolong aku tuh biologi & Kimia. Fisika cuma bisa jawab 5 soal. Saat itu aku merasa salah jurusan. Namun ibaratnya sudah terlanjur basah. Pindah universitaspun merasa sayang waktu & umur apalagi saat SNMPTN tahun aku masuk tingkat 2, ayahku meninggal. Lalu aku jalani apa yg sudah terlanjur aku pilih di sini, mungkin ini adl jalan tarbiyah (pendidikan) bagiku. Dan saat tingkat 3, aku mulai masuk KK Biofisika & Nuklir. Saat itulah aku menemukan passion. Nuklir itu memang sulit, namun menyenangkan, apalagi kalau dipadan dengan biomedical physiscs. Yah, meski sulit, namun aku mulai menikmati. Akupun pernah ikutan short visit tentang apliaksi nuklir dalam bidang energi / power plant dr Jepang kerjasama dg Fisika ITB selama 5 hari. Aku cukup interest dg energi nuklir & ingin menjadi bagian dr pembangunan energi nuklir di Indonesia. Aku mengambil beberapa matkul Nuklir di Fisika. Hingga saat aku mulai TA, aku sempat galau.
"Antara bomedical dan nuklir".
Lalu aku mengambil matakuliah di biomedical physics juga dan beberapa matkul dr teknik elektro & teknik fisika. Dg proses2 tersebut, akhirnya aku mendapatkan jawaban: TAku ttg Biomedical dan Nuklir. Yah, keduanya mungkin untuk digabung. Saat ini, TAku adl 'Boron Neutron Capture Therapy' --> suatu terapi kanker menggunakan energi radiasi nuklir. Dr sini aku ingin jd ahli nuclear medicine yg mngembangkan energi nuklir utk diaplikasikan ke bdg kdokteran. Sperti cita2 awalku mjd dr. sp.pd krn ingin berkontribusi dlm mnemukan obat utk kanker / pnyakit dlm yg lain.
Physiscs of Nuclear Medicine pun menjawab mimpiku itu. Dan mungkin jalannya lebih tepat dr FK-UI. :-)
"Antara bomedical dan nuklir".
Lalu aku mengambil matakuliah di biomedical physics juga dan beberapa matkul dr teknik elektro & teknik fisika. Dg proses2 tersebut, akhirnya aku mendapatkan jawaban: TAku ttg Biomedical dan Nuklir. Yah, keduanya mungkin untuk digabung. Saat ini, TAku adl 'Boron Neutron Capture Therapy' --> suatu terapi kanker menggunakan energi radiasi nuklir. Dr sini aku ingin jd ahli nuclear medicine yg mngembangkan energi nuklir utk diaplikasikan ke bdg kdokteran. Sperti cita2 awalku mjd dr. sp.pd krn ingin berkontribusi dlm mnemukan obat utk kanker / pnyakit dlm yg lain.
Physiscs of Nuclear Medicine pun menjawab mimpiku itu. Dan mungkin jalannya lebih tepat dr FK-UI. :-)
Aku tidak tahu jalanku di depan seperti apa, saat ini aku hanya bisa menikmati apa yang diberikan Allah saat ini.
Sahabat, dr ceritaku aku ingin mengajak untuk mensyukuri setiap jalan & hasil yg kita peroleh. Karena Allah pasti memiliki rencana terindah dalam setiap apa yg diberikan-NYA kepada kita.
Dalam setiap menerima takdir, baik kita rasakan manis ataupun pahit, tanamkan terus positif thinking. Berkatalah, "aku tidak tahu ini rezeki atau musibah. Aku hanya berharap, Allah memberikan yang terbaik". :-)
Dalam setiap menerima takdir, baik kita rasakan manis ataupun pahit, tanamkan terus positif thinking. Berkatalah, "aku tidak tahu ini rezeki atau musibah. Aku hanya berharap, Allah memberikan yang terbaik". :-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar