Aku adalah seseorang yang berkepribadian Dominant-Infuencer-Complain. Kepribadian koleris membuatku menjadi seseorang yang selalu ingin berada di garda terdepan, menjadi sesuatu yang ada di depan, memulai, memaksa dan keras kepala. Karena kepribadian Influencer, aku adalah seseorang yang senang mengajak walaupun terkadang aku merasa lelah dengan orang2 yang susah diajak. Aku juga seseorang yang sangat ceria, namun terkadang aku bisa menjadi seseorang yang mudah menangis, mudah terbawa suasana dan mudah ditebak (ekspresif). Dan karena kepribadian melankolis (complain) itu, aku adalah seseorang yang sensitif dan mudah tersinggung. Ketika ada seseorang yang mengingatkanku, aku sangat senang dan bersyukur, tapi tanpa dusta, terkadang aku merasa "sakit hati". Sakit hati di sini lebih karena sensitifnya aku.
Beberapa waktu yang lalu aku diingatkan oleh seseorang yang sangat baik orangnya, sangat perhatian padaku dan tentunya sayang padaku karena ia adalah teman baikku dan juga saudariku. Pesannya berisi tentang sesuatu yang menyangkut tentang karakter diriku. Saat itu, respon spontanku adalah, "Oh, aku salah. Dia kan lebih tinggi ilmunya menurutku, mungkin memang dia benar" dan ketika itu aku langsung melakukan suatu perubahan yang membuat banyak teman2ku bingung. Ah, kata mereka aku malah jadi aneh, bukan seperti itu yang mereka inginkan dariku, dan aku sempat meninggalkan sesuatu yang yang seharusnya aku tetap di sana untuk melakukan banyak hal, untuk memberi banyak manfaat dan untuk mencapai visi misi yang selama ini aku tanam dan ingin aku raih.
Aku juga merasa, perubahan ini membatasi ruang gerakku, membatasi karyaku, dan membatasi kesempatan untukku mencapai tujuanku di semua ranah.
Aku, beberapa hari ini banyak mengurung diri dan merenungi, tapi ternyata memang aku tidak banyak gerak dan tidak banyak melakukan hal. Padahal seharusnya banyak yang harus aku lakukan dan bisa aku lakukan melalui potensiku itu.
Hari ini aku disadarakan oleh seorang kakak tingkat yang beliau insya Allah sevisi dan setujuan, hampir sepemahaman dan karakternya hampir sama denganku. Sepenglihatanku, beliau sangat hebat di bidangnya, sangat profesional di ranahnya dan beliau banyak memberikan manfaatnya, salah satunya dengan karakternya itu, "kesupelannya terhadap siapapun". Beliau adalah salah satu kakak yang aku kagumi selama ini, "akhwat super keren".
Beliau sangat menginspirasiku untuk lebih banyak belajar lagi tentang banyak ilmu, tentang hal yang seharusnya banyak kita pelajari mulai sekarang! Karena masa hidup kita di kampus ini sangat singkat. Banyak hal yang bisa kita lakukan di sini, "berkarya dan banyak memberikan manfaat; mengajak dan menginspirasi orang lain; belajar dan mencari pengalaman seluas-luasnya; dan memikirkan orang lain".
Menyangkut karakter, hari ini, aku menemukan tulisan dalam buku "Agar Bidadari Cemburu Padamu" karya Salim A. Fillah (yah, buku lama baru baca ya? iya, soalnya sejujurnya aku gak terlalu suka baca tapi aku sedang berusaha untuk cinta baca):
"Alangkah sunyi dunia jika semuanya seragam. Biarkan semuanya sesuai karunia karakter yang Allah letakkan pada diri kita. Maka akan tetap ada akhwat jago karate seperti Nusaibah binti Ka'ab yang melindungi Rasulullaah ke manapun beliau bergerak dalam perang. Akan tetap ada yang berkepribadian kuat dan pemberani seperti Ummu Hani' binti abu Thalib. akan tetap ada yang suka bermanja dan ceria seperti 'Aisyah. Ada yang tetap bisa membentak dan tertawa terbahak seperti Hafshah. Akan tetap ada yang lembut dan keibuan seperti Khadijah."
Namun dalam buku tsb menjelaskan bahwa karakter2 itu sebaiknya memang perlu kita "celup" dengan "celupan Allah" yang membingkainya menjadi sesuatu yang indah. Ia menjaganya untuk tetap menjadi kemuliaan di manapun, kapanpun sehingga memang perlu beberapa penyesuaian tertentu.
"Celupan warna Allah. Dan siapakah yang lebih baik celupan warnanya daripada Allah. Dan pada-Nya sajalah kami beribadah." [QS. Al-Baqarah (2:138)]
Yah, aku memang masih dalam proses belajar dan sampai saat ini pun aku masih belajar dan harus lebih banyak lagi porsi belajarnya karena aku banyak tertinggal dari teman-temanku yang lain dan aku cukup bisa dibilang "lemot" dan "keras kepala" dalam materi2 aplikatif seperti ini.
Aku sangat bersyukur karena aku merasa Allah masih menyayangiku melalui teguran ini, peringatan ini, inspirasi ini, melalui mereka, sahabat2ku, kakak2 tingkatku, dan semua orang-orang di sekitarku. ^,^
Dan semoga Allah tetap dan selalu tetap menyayangiku, menyayangi mereka dan menyayangi semua orang-orang yang aku sayangi. aamiin. :-)